SOLOPOS.COM - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo dan sukarelawan bencana alam memangkas batang pohon di sekitar permakaman Dusun Kedungdowo, Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Sabtu (29/1/2022). (Istimewa/Estu)

Solopos.com, SUKOHARJO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo memprediksi potensi terjadinya bencana alam akan meningkat memasuki peralihan musim atau pancaroba seperti saat ini. Masyarakat diminta untuk waspada.

Potensi bencana alam yang mungkin muncul adalah angin kencang dan pohon tumbang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, mengatakan pihaknya sudah menetapkan status waspada untuk langkah antisipasi bencana alam pada musim pancaroba. Langkah tersebut berkaca melalui sejumlah kejadian yang terjadi sebelumnya. Dia meminta masyarakat untuk bisa melakukan langkah mitigasi antisipasi bencana.

“Kemungkinan potensi yang besar adalah angin kencang. Masyarakat yang masih ada pohon terlalu lebat agar bisa memangkasnya dan melakukan mitigasi lainnya sesuai potensi risiko bencananya,” ujar dia ketika dihubungi Solopos.com, Sabtu (5/3/2022).

Baca Juga: 4 Desa di Sukoharjo Rawan Longsor, BPBD Tanam Rumput Vetiver

Sri memprediksi musim kemarau akan tiba pada Mei dan menjelang momen tersebut menjadi perhatian antisipasi bencana. Tercatat dalam kurun waktu Januari hingga Februari 2022, terjadi 20 kali bencana alam di Sukoharjo. Sebanyak 18 kasus di antaranya merupakan bencana yang disebabkan angin kencang, satu banjir, dan satu longsor.

“Untuk pancaroba nanti potensi bencananya sama. Mitigasi wilayah longsor juga sudah kami lakukan di sejumlah titik dengan menanam tanaman vetiver. Termasuk di lokasi yang kemarin terjadi longsor,” ungkap dia.

Untuk musim kemarau, pihaknya memfokuskan perhatian mitigasi bencana di tiga kecamatan di Sukoharjo. Tiga lokasi tersebut antara lain di Weru, Bulu, dan Tawangsari. Hal ini lantaran pada momen musim kemarau tahun 2021, sekitar 800 jiwa terdampak krisis air di tiga wilayah tersebut.

Baca Juga: Lisus Terjang Sukoharjo, Belasan Pohon Tumbang Tutup Akses Jalan

“Tahun kemarin ada 200 keluarga yang terdampak. Kami mengirimkan 408 tangki air berkapasitas 4.000 liter per tanki pada momen tersebut. Untuk tahun ini kami akan mengkaji dulu suplai air yang akan kami kirim berdasarkan laporan yang masuk. Kami harap tahun ini tidak sebanyak itu setelah ada langkah antisipasi yang kami lakukan,” beber dia.

Masyarakat di tiga kecamatan tersebut diimbau untuk melakukan antisipasi kekeringan sejak dini. Di momen saat ini saat air masih melimpah, diharapkan masyarakat bisa menghemat air dan terus menambah tanaman yang bisa mengikat air.

“Kami harap masyarakat di wilayah kekeringan sudah melakukan antisipasi dengan menghemat air atau menyimpan air. Agar saat kemarau nanti tidak terjadi kekeringan. Karena faktor di sana adalah geografisnya. Jadi memang butuh langkah seperti penyimpanan air untuk konsumsi,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya