SOLOPOS.COM - Ilustrasi kunjungan kerja (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, BOYOLALI—Sejumlah terobosan Inspektorat Boyolali mulai dari Monitoring Center For Development (MCD), Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG), LHKPN, dan lainnya membuat banyak daerah melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Boyolali. Padatnya jadwal kunjungan ini tidak boleh melupakan protokol kesehatan (prokes).

Kasubbag Analisis dan Evaluasi Inspektorat Boyolali, Achmad Nasution, menceritakan per September hingga awal Desember 2021, Inspektorat menerima sedikitnya 47 kunker dari pemerintah daerah, kementerian, dan lembaga. Mereka ingin melihat lebih dekat bagaimana perapan MCD, LHKPN, dan lainnya ini baik sebagai studi banding maupun studi tiru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menariknya, terobosan ini bisa dilakukan dengan anggaran Inspektorat hanya Rp700 juta per tahun di luar gaji dan tambahan penghasilan pegawai (TPP). Sedangkan, beberapa pemda yang melakukan kunker memiliki anggaran operasional di atas Rp3 miliar.

Baca Juga: Rawan Kecelakaan, Ini 11 Area Black Spot di Wilayah Klaten

“Dengan anggaran yang kecil tapi prestasi luar biasa. Kami kaget. Kenapa jadi banyak kunjungan seperti ini,” ujar dia, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (7/12/2021).

Pria yang akrab disapa Tio ini menuturkan dalam sehari bisa ada 3-4 kunker sekaligus. Mereka berasal dari berbagai dari seperti Gorontalo, Pringsewu, Lampung Utara, Mimika, Aceh, hingga Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Untuk memastikan tetap mematuhi prokes, sebagian kunker ini digelar secara virtual. Salah satunya seperti kunker dari Papua. Sedangkan, untuk tatap muka, Inspektorat membatasi jumlah tamu hanya 10 orang per perwakilan. Seluruh tamu ini harus dalam kondisi sehat.

Baca Juga: Tempat Parkir Baru WGM Wonogiri Mampu Tampung 200 Mobil dan 500 Motor

“Kami tidak terapkan harus rapid test tapi harus dipastikan sehat. Selama di Aula juga tempat duduknya berjauhan dan semuanya harus memakai masker,” terang dia.

Selama berkunjung, ia meminta mereka menginap di Boyolali. Hal ini bisa menambah PAD Kabupaten Boyolali. Selain itu, setiap tamu dilarang membawa oleh-oleh.

Selain banyak menerima kunker, Inspektorat juga banyak menerima undangan jadi narasumber. Yang terbaru, Sekretaris Daerah diminta menjadi pembicara di Kota Pekalongan.

Baca Juga: Oalah…Tempat Parkir Baru Dikira Wahana Wisata WGM Wonogiri

“Cukup undangan satu lembar kertas, tidak perlu honor, hotel, dan akomodasi lainnya. Kemarin terakhir mereka tetep ngeyel beri honor. Kami teken SPJ siap. Tapi, kami serahkan ke panti asuhan honornya,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya