SOLOPOS.COM - Ilustrasi pandemi Corona. (Detik.com)

Solopos.com, SOLO — Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak tatanan kehidupan masyarakat, tidak terkecuali metode pembelajaran siswa sekolah. Sejak pandemi Covid-19, metode pendidikan tatap muka diganti dengan metode daring atau virtual, termasuk bagi yang dialami anak dengan HIV/AIDS alias ADHA.

Nyatanya, tak semua elemen masyarakat siap dan mampu menjalani pembelajaran daring berkelanjutan. Seperti yang dialami anak dengan HIV/AIDS alias ADHA yang tinggal di selter Yayasan Lentera Solo selama pandemi Covid-19.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Di selter itu, ada empat anak sekolah menengah pertama (SMP) dan 16 anak sekolah dasar (SD) yang harus mengikuti pembelajaran daring.

Pas Ditonton di Waktu Luang, Ini 4 Film Horor Komedi Thailand

Anggota Staf Administrasi Yayasan Lentera Solo, Tika, menuturkan proses pembelajaran daring di tempatnya tidak optimal. Penyebabnya keterbatasan jumlah tenaga untuk mendampingi anak-anak saat mendapat tugas daring dari sekolah.

“Yang mendampingi anak-anak belajar atau mengerjakan tugas ya yang setiap hari stay di sini 24 jam, hanya dua orang, Bu Ratna dan Krisna. Walau ada beberapa relawan yang membantu tetap saja kurang,” ujar dia, Senin (9/11/2020).

Setahu Tika hanya ada dua sukarelawan yang rutin datang ke Yayasan Lentera mendampingi anak-anak, termasuk pembelajaran daring.

Peluang Bisnis Fesyen Muslim Menyeruak di Tengah Pandemi

Selain mereka ada beberapa sukarelawan yang datang dan pergi. “Yang pasti datang dua orang,” imbuh dia.

Kendala lain yang dirasakan menurut Tika yaitu tingkat kejenuhan anak-anak untuk belajar di rumah. Sebab pembelajaran di rumah saja sudah berlangsung berbulan-bulan. Akhirnya materi yang diberikan tak bisa diserap maksimal.

Sebab ketika waktunya belajar atau mengerjakan tugas, fokus anak-anak terpecah dengan aktivitas lain seperti istirahat atau bermain. Kendala lainnya keterbatasan kemampuan staf pengasuh untuk mendampingi anak-anak belajar.

Gelayutan di Jembatan Kereta, Warga Bogor Bikin Jantungan

“Seringnya tugas disampaikan lewat HP. Kendala teknis juga terjadi karena tidak semua pendamping punya kemampuan mengajar atau membantu pembelajaran. Kami juga kan sudah lupa pelajaran SD. Akhirnya kita googling saja,” urai dia.

HP Difasilitasi Pengasuh

Belum lagi persoalan keterbatasan jumlah handphone untuk pembelajaran anak. Di selter Yayasan Lentera hanya anak yang sudah jenjang SMP dan kelas IV SD yang memegang HP sendiri. Sisanya harus difasilitasi HP milik para pengasuh.

Penuturan senada terkait pendidikan di masa Covid-19 itu disampaikan salah seorang ADHA di selter Yayasan Lentera berinisia M, 15. Siswa kelas III sebuah SMP di Solo itu mengakui banyak materi pembelajaran daring yang gagal diserap. Dia rindu pembelajaran tatap muka.

Astronom Klaim Temukan Kembaran Bulan di Balik Mars

“Saya rutin dikasih paket internet dua kali setiap bulannya. Tapi ya itu, kalau belajar online atau di rumah itu banyak yang tidak terserap di otak. Enak kalau ketemu langsung guru. Pinginnya pandemi Covid-19 segera selesai,” harap dia.

M menjelaskan biasanya selalu berusaha mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan dari sekolah. Tapi ketika dirinya kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut, dia akan meminta bantuan pengasuh di tempatnya.

Tapi tidak semua tugas bisa dibantu selesaikan oleh pengasuh yayasan. Biasanya M mengalami kesulitan saat harus mengerjakan tugas mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. “Kadang bisa dibantu kadang tidak,” aku dia.

Film Kimutse No Yaiba Bangkitkan Bisnis Bioskop Jepang

Tidak optimalnya pembelajaran secara daring juga diakui Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti. Menurut dia banyak hal yang tidak bisa dilakukan atau terpenuhi ketika pembelajaran dilakukan secara daring.

Namun di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini diakui dia pembelajaran dari sebagai satu-satunya pilihan realistis. “Kalau daring itu ada poin-poin yang tak tersampaikan seperti keteladanan guru dan interaksi sosialnya,” tutur dia.

Agustina meminta segenap masyarakat bersabar menunggu selesainya pandemi Covid-19 sehingga pembelajaran tatap muka bisa dilakukan. Caranya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah persebaran Covid-19.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya