SOLOPOS.COM - Tesla Model 3 diproduksi di pabrik di Shanghai, China, 7 Januari 2020. (Bisnis-Reuters)

Solopos.com, JAKARTA —Mobil bertenaga listrik kini gencar digunakan di banyak negara di dunia.

Kondisi ini dinilai bos Toyota tidak baik. Jutaan orang diprediksi akan menganggur secara beruntun.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Presiden Toyota Motor Corporation Akio Toyoda mengatakan, peralihan kendaraan dengan mesin pembakaran internal ke kendaraan listrik secara radikal akan memberi dampak buruk pada industri otomotif, terutama di Jepang.

5,5 Juta Pengangguran

Paling tidak, kata dia, di Jepang akan muncul 5,5 juta pengangguran jika pemerintah tetap mendorong Negeri Sakura itu menjadi negara bebas mobil karbon pada 2050.

“Netralitas karbon adalah isu yang sangat erat dengan masalah pekerjaan di Jepang. Beberapa politisi mengatakan kita harus seluruhnya beralih ke mobil listrik. Mereka juga mengatakan industri manufaktur kita sudah ketinggalan zaman. Untuk melindungi pekerjaan dan kehidupan warga Jepang, saya rasa perlu memikirkan masa depan dan sejalan dengan usaha kita sejauh ini,” kata Akio Toyoda seperti dikutip dari detik.com, Rabu (22/9/2021).

Baca Juga: Mobil LSUV Diyakini Masih Laris Manis, Persaingan Makin Ketat 

Akio mencatat Jepang telah memproduksi sekitar 10 juta unit kendaraan per tahun, lalu sekitar 50% di antaranya di ekspor ke berbagai negara.

Toyota diprediksi masih akan membuat sebanyak 8 juta unit kendaraan di 2030 termasuk mobil dengan mesin pembakaran internal, hybrid, dan plug-in hybrid.

Pukulan Besar

Namun, begitu produksi kendaraan tersebut dilarang maka Toyota mendapat pukulan besar.

Perusahaan akan kehilangan banyak produksi mobil dan menyebabkan jutaan karyawan menganggur.

Baca Juga: Keseruan Touring Laki dan Ngoprek Bareng Komunitas Honda CB150R Streetfire di Jateng 

“Ini berarti produksi sebanyak lebih dari 8 juta unit akan hilang begitu saja, selain itu industri otomotif juga akan kehilangan sebanyak 5,5 juta karyawan,” ungkapnya.

“Jika mereka mengatakan mesin pembakaran internal adalah musuh, kami tidak dapat memproduksi hampir semua kendaraan,” sambung Akio.

Akio menegaskan, apabila tujuannya adalah netralitas karbon dioksida maka memperbanyak mobil listrik bukan salah satu cara yang ampuh.

Teknologi Baik

Penggunaan mobil hybrid merupakan salah satu upaya yang masih bisa dipertimbangkan, mengingat sejumlah teknologinya semakin baik dan punya harga terjangkau.

“Agar mencapai netralitas karbon, musuh utamanya adalah karbon dioksida bukan mesin dengan pembakaran internal. Untuk mengurangi emisi karbon dioksida, diperlukan inisiatif secara praktis dan berkelanjutan, lalu perlu sejalan dan disesuaikan dengan sejumlah negara,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya