SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk tiga Madrasah Ibtidaiyah (MI) swasta di Klaten masih belum cukup untuk memenuhi total kebutuhan operasional. Pasalnya, besaran dana BOS disesuaikan dengan jumlah siswa di tiga MI swasta tersebut yang tergolong minim.

Informasi yang dihimpun Solopos.com di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Klaten menyebutkan tiga MI swasta yang kekurangan siswa tersebut adalah MI Islamiyah Ngawinan Kecamatan Karanganom, MI Turus Kecamatan Polanharjo dan MI Wunut Kecamatan Tulung. Ketiga MI swasta tersebut hanya memiliki siswa kurang dari 25 anak.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala MI Islamiyah Ngawinan, Sri Wahyuni, mengatakan jumlah siswa madrasah yang diampunya tersebut hanya 21 anak yang tersebar di enam kelas. Kelas I dihuni empat siswa, kelas II dihuni empat siswa, kelas III dihuni lima siswa, kelas IV dihuni dua siswa, kelas V dihuni tiga siswa dan kelas VI dihuni tiga siswa.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dari 21 siswa itu, hanya 20 siswa yang dapat BOS. Satu siswa belum dapat BOS karena baru pindah dari sekolah lain,” terang Sri Wahyuni saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (20/5/2013).

Sri Wahyuni menjelaskan masing-masing siswa mendapat 145.000/triwulan. Pada pekan lalu, pihaknya mencairkan dana BOS untuk dua triwulan sekaligus yang mencapai Rp5,8 juta.
Menurutnya, dana itu sudah habis digunakan untuk melunasi utang sekolah yang digunakan untuk biaya kegiatan belajar mengajar, ujian semester, ujian nasional (UN) dan lain-lain.

“Kami terpaksa menekan pengeluaran honor untuk guru WB [wiyata bakti] yang berjumlah 11 orang. Kami hanya memberi honor guru sesuai kemampuan kami. Honor yang diterima setiap bulan berbeda-beda. Kadang Rp25.000, jika ada kelebihan uang, kami naikkan honornya menjadi Rp50.000,’ papar Sri Wahyuni.

Sri Wahyuni mengaku tak berani menarik iuran dari orangtua siswa. Dia khawatir madrasah yang bernaung di bawah Yayasan Maarif tersebut tidak ada peminatnya jika ditarik iuran bulanan. “Digratiskan saja masih kekurangan siswa, apalagi jika kami menarik iuran bulanan,” ungkapnya.

Koordinator Tim Managemen BOS Kemenag Klaten, Mulyadi, mengakui tiga MI swasta tersebut memang kekurangan siswa. Kendati demikian, tiga MI tersebut tak bisa di-regrouping karena bernaung di bawah yayasan. “Regrouping hanya berlaku untuk madrasah atau sekolah negeri yang kekurangan siswa,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya