Solopos.com, KLATEN – Apotek kebanjiran warga memburu masker setelah pemerintah mengonfirmasi ada dua WNI terinfeksi virus corona, Senin (2/3/2020) siang. Warga pun rela membeli masker yang kini harganya sudah melambung.
Salah satu warga, Mini, 50, mengaku kesulitan mendapatkan masker. Dia baru mendapatkan masker setelah mendatangi tiga apotek. Lantaran sadar pasokan terbatas, Mini memilih memborong masker yang masih tersedia di apotek terakhir meski harganya sudah melambung.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Tadi membeli masker [jenis N95] yang seharga Rp1,5 juta dua. Beli masker hijab juga,” kata warga Kecamatan Klaten Tengah itu.
Total, dia menghabiskan lebih dari Rp3 juta untuk membeli masker. Niatannya memborong masker lantaran pesanan kerabatnya yang tinggal di Jakarta. Pasalnya, di Jakarta masker kian langka. “Rencana sebagian mau dikirim ke Jakarta karena di sana sudah kelabakan mau mencari masker,” tutur dia.
Persis Solo Vs Semen Padang: Panpel Siapkan 18.000 Tiket, Ini Daftar Harganya
Sementara itu, Apotek Sehati yang berlokasi di Jl Veteran, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klaten Utara, dipadati pembeli masker. “Setelah ada berita itu [dua WNI terinfeksi corona], banyak yang mencari masker,” kata pemilik apotek, Corry, saat ditemui Solopos.com, Senin.
Corry menjelaskan beberapa bulan lalu sudah banyak warga yang berdatangan memburu masker. “Akhir-akhir ini sebenarnya sudah mereda. Namun, hari ini banyak lagi yang mencari. Banyak sedikitnya masker kami tergantung pasokan. Kami sebenarnya mau menjual masker itu tidak tega,” kata Corry.
Warga Soloraya Berburu Masker 3 Lapis, Di Mana-Mana Habis!
Banyaknya warga yang memburu masker membuat harganya kian melambung. Corry mencontohkan jenis masker biasa sekitar dua bulan lalu masih berada pada angka Rp1.000/lembar kini sudah mencapai Rp10.000/lembar. “Pencuci tangan [hand sanitizer] juga banyak yang mencari. Harganya kini juga sudah naik,” jelas dia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Cahyono Widodo, meminta warga tak perlu panik menanggapi kabar WNI terjangkit virus corona termasuk berbondong-bondong memburu masker. Cahyono menjelaskan masker tak menjadi alat utama untuk mencegah terserang penyakit termasuk corona.
Positif di Indonesia, Begini Cara Pencegahan Virus Corona
Dia menyarankan warga lebih menggiatkan perilaku hidup bersih dan sehat [PHBS] serta menjaga ketahanan tubuh mereka dengan mengonsumsi makanan yang sehat. “Pencegahan yang utama itu dengan PHBS. Selalu rutin mencuci tangan menggunakan sabun,” kata Cahyono.