SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menunjukkan bonsai arabika miliknya yang mejeng di kelas utama pameran dan kontes bonsai nasional di Alun-alun Sragen, Jumat (13/5/2022). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bonsai arabika atau klampis ireng berumur 25 tahun milik Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mejeng dalam pameran dan kontes bonsai nasional dihelat di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen. Pameran berkelas nasional yang akan dibuka secara resmi untuk umum pada Sabtu (14/5/2022) itu mengikutsertakan 812 pohon bonsai.

Yuni, sapaan akrab Bupati Sragen, yang hobi bonsai sejak lima tahun terakhir sempat jalan-jalan ke lokasi pameran yang masih dalam proses penilaian oleh tim juri dari Jakarta pada Jumat (13/5/2022) siang. Yuni terpukau dengan aneka bonsai kelas utama yang ditunjukkan Ketua Pelaksana Hari Jadi Ke-276 Kabupaten Sragen Tugiyono yang juga penghobi bonsai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yuni pun tidak menyangka bila bonsai yang dibelinya lima tahun lalu itu bisa mejeng di kelas utama. Bonsai itu bersanding dengan bonsai-bonsai berkelas nasional lainnya.

“Bonsai arabika itu saya beli lima tahun yang lalu. Jangan tanya harganya lah. Setelah saya pelihara, saya tidak menyangka kalau bisa masuk di kelas utama. Awalnya saya malu bila bonsai saya harus ikut karena saya anggap masih biasa. Ternyata bisa masuk,” ujar Yuni saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela kunjungan ke lokasi pameran bonsai, Jumat siang.

Yuni mulai mengenal dan suka dengan bonsai sejak bergabung dengan para penggemar bonsai seperti Tugiyono dan teman-temannya. Dia merasa bonsai yang hijau itu bisa menghilangkan rasa lelah bekerja saat sore hari sepulang dari kantor. Sambil duduk-duduk bisa melihat hijaunya daun bonsai yang kecil-kecil.

Baca juga: Ada Bonsai Seharga Ratusan Juta Rupiah di Alun-Alun Sragen

“Ini bagian dari hobi. Kebetulan saya tidak suka ikan tetapi suka ada suara air mancur yang menemani saat melihat-lihat bonsai. Di rumah ada 10 bonsai yang saya punya. Saya itu pemula. Kalau suka bonsai tidak harus beli. Melihat harga bonsai dengan harga puluhan juta rupiah saja masih pikir-pikir kalau mau beli. Saya suka bonsai karena Sragen ini cuacanya panas sehingga tanaman yang tahan panas yang pas ya bonsai itu,” jelasnya.

Tak Telaten Memelihara

Dia menjelaskan bonsai jadi pilihan hobinya karena memiliki estetika dan filosofinya serta dibutuhkan ketelatenan dalam pemeliharaannya. Dua buah bonsai milik Yuni pernah mati karena dia tidak telaten memeliharanya. Dia kecewa dan tidak akan mengulang hal itu lagi.

“Saya suka bonsai itu karena bentuknya tetapi tidak tahu jenis pohonnya. Saat saya melihat waru bisa dibonsai saja heran karena baru kali pertama melihatnya. Memelihara bonsai itu butuh kesabaran yang tinggi,” ujarnya.

Baca juga: Peringatan Hari Jadi Sragen Mulai Digeber, Ada Pameran 500 Bonsai

Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Sragen, Parsono, menyampaikan peserta pameran dan kontes bonsai ini diikuti sebanyak 812 pohon bonsai. Dia mengatakan banyak peserta yang ditolak-tolak karena kapasitas Alun-alun sudah penuh.

Ratusan bonsai itu, sebut dia, terbagi atas kelas prospek, pratama, madya dan utama. “Di luar areal pameran ini sebenarnya bukan untuk pameran. Karena ruangnya yang kurang maka areal depan ini dipakai untuk kelas utama,” ujar Parsono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya