SOLOPOS.COM - Rizal Afif, bomber Sarinah tahun 2016 (Youtube Refly Harun)

Solopos.com, JAKARTA — Bomber Sarinah tahun 2006, Rizal Afif, mengaku dirinya tersadar dari paham terorisme setelah mendapat nasihat dari Habib Bahar bin Smith.

Hal itu terjadi tahun 2020 saat Rizal bertemu kali pertama dengan Habib Bahar di LP Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Aksi teror di depan Sarinah, Jl. M.H. Tamrin, Jakarta Pusat terjadi pada 14 Januari 2016. Sebuah rentetan serangan berupa ledakan dan tembakan meletus di kawasan ring 1 MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Puluhan orang menjadi korban, dan dua di antaranya meninggal serta lima orang pelaku tewas di tempat. Rizal ditangkap hidup-hidup.

Sebelum terlibat dalam aksi di depan Sarinah pada 2016, Rizal terlebih dulu membakar rumah almarhum Ustaz Jefri Al Buchori pada 20 Juni 2014.

Baca Juga: Bela Habib Bahar, Bomber Sarinah: Beliau Sangat Nasionalis

Pembakaran rumah yang dilakukan Rizal dipicu ucapan Umi Pipik (istri Uje) bahwa ISIS bukan bagian dari Islam.

Atas perbuatannya itu ia divonis dua tahun satu bulan namun hanya menjalani satu tahun empat bulan.  Bukannya tersadar, selepas dipenjara ia kembali bergabung dengan MIT dan melakukan teror di depan Sarinah Plaza pada Januari 2016.

“Saya dari kelompok MIT (Mujahiddin Indonesia Timur) yang berafiliasi ke ISIS. ISIS itu berseberangan dengan Al Qaeda. Saya sering berinteraksi dengan teman-teman yang berafiliasi ke Al Qaeda. Selama ini tidak ada satupun yang bisa mengubah pemahaman saya tentang ISIS. Baru setelah berdiskusi dengan Habib Bahar, pemahaman saya berubah. Saya menyadari yang saya pahami selama ini salah,” ujar Rizal Afif saat tampil di kanal Youtube Refly Harun, seperti dikutip Solopos.com, Selasa (22/2/2022).

“Selama ini saya kukuh dengan pemahaman saya bahwa pemerintah itu thogut (berhala). Penyuluhan dari siapapun tidak masuk ke hati saya. Tapi saat saya berinteraksi dengan Habib, luluhlah pemahaman saya. Saya tersadar pemahaman saya selama ini salah dan sesat,” imbuh Rizal Afif.

Baca Juga: Kasus Habib Bahar Dilimpahkan ke Kejati Jawa Barat

Napi teroris yang divonis 4,5 tahun penjara itu mengatakan, di penjara Habib Bahar selalu berceramah kepada napi agar mencintai bangsa dan negara. Cinta kepada bangsa dan negara menurut Habib Bahar adalah bagian dari iman.

“Awalnya saya mendebat beliau. Saya beri contoh bahwa pemerintah itu thogut, dengan beberapa contoh. Tapi beliau mampu membalikkan pendapat saya itu dengan contoh-contoh lain yang masuk akal. Setelah kejadian itu saya jadi pengikut beliau, saya ikuti terus kutbah-kutbah beliau di penjara. Setiap bulan beliau berkeliling dari satu blok ke blok lain untuk berceramah. Beliau katakan cinta NKRI harga mati, cinta bangsa dan negara bagian dari iman,” katanya.

Rizal bercerita, ada satu kejadian yang membuat hatinya tersentuh dengan Habib Bahar. Saat mulai berinteraksi dengan Bahar, Rizal mengaku dimusuhi oleh jaringannya yakni Mujahiddin Indonesia Timur (MIT), kelompok di Poso, Sulawesi Tengah yang berafiliasi kepada ISIS.

Baca Juga: Jenderal TNI Datangi Habib Bahar, Rocky Gerung: Priiiit..Offside, Pak!

“Saat saya dipenjara kan keluarga saya dihidupi oleh teman di MIT. Nah begitu tahu saya berinteraksi dengan Habib Bahar, keluarga saya di Jogja diteror. Saya lapor kepada Habib Bahar. Lalu Habib Bahar mengirim orangnya ke Jogja, mengganti seluruh biaya yang sudah dikeluarkan untuk keluarga saya. Setelah itu keluarga saya bilang sudah tidak diteror lagi,” katanya.

Rizal mengisahkan, dirinya berasal dari keluarga yang kurang baik mendidik anak. Ayahnya meninggal saat dirinya masih kelas V sekolah dasar.

Tanpa didikan seorang ayah ia tumbuh menjadi anak yang nakal. Rizal selalu berantem di sekolah dan kerap membikin masalah sehingga berulang kali berurusan dengan polisi.

Dalam kondisi galau seperti itulah ia berkenalan dengan seorang anggota MIT dan ikut gerakan tersebut. Ia sempat menjalani pelatihan militer di Poso, Sulawesi Tengah selama tiga bulan pada tahun 2012.

Baca Juga: Terjerat Kasus Ujaran Kebencian, Habib Bahar Diperiksa Polisi Senin Ini

Pada tahun 2014, ia menyusup ke kediaman almarhum Ustaz Jefri Al Buchori. Ia berniat membakar rumah tersebut lantaran istri Uje, Umi Pipik, menyatakan ISIS bukan bagian dari Islam.

Untuk memuluskan niatnya ia menyamar sebagai wartawan dan mengaku ingin belajar agama. “Saya diterima Umi Pipik dan lima hari di sana. Saya akrab dengan anak-anaknya. Makanya sekarang setelah saya tersadar dari pemahaman sesat itu saya sangat menyesal. Dalam hati kecil saya pengin Umi Pipik, pengin minta maaf,” ujar Rizal yang terakhir kali bertemu Umi Pipik saat dirinya ditahan polisi tersebut.

Dalam kesempatan sebelumnya, Habib Bahar mengaku ada beberapa napi teroris yang kembali ke jalan yang benar setelah berinteraksi dengan dirinya.

“Pemerintah bukan thogut. Tidak ada satupun alasan yang dibenarkan dengan mengebom. Yang mati orang yang tidak bersalah. Ada beberapa napi teroris yang tersadar setelah bertemu saya,” ujar Habib Bahar di kanal Youtube Refly Harun pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya