SEMARANG- Tiga jari tangan kiri Dwi Priyanto, 35, salah seorang korban ledakan bom rakitan yang dirawat di ruang Instalasi Rawat Intensif Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang, terpaksa diamputasi oleh tim dokter.
“Tiga jari tangan kiri kecuali jempol dan kelingking, terpaksa diamputasi karena mengalami luka cukup parah,” kata Kepala Ruang Instalasi Rawat Intensif Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang Jati Listiyanto di Semarang, Jumat (16/3/2012).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Ia mengatakan bahwa Dwi dan Ngatemin, 40, dua korban ledakan yang dirawat di ruang Instalasi Rawat Intensif, dalam kondisi stabil dan diperkirakan dua hari ke depan sudah dapat dipindahkan ke ruang perawatan biasa.
Selain Dwi dan Ngatemin, seorang warga Kampung Sekip RT 07 RW 01 Kelurahan Jangli yang bernama Fajar Santoso, 18, juga mengalami luka akibat ledakan bom rakitan, namun tidak parah sehingga hanya menjalani rawat jalan.
Seperti diwartakan, sebuah bom rakitan berbentuk pipa paralon meledak di Jalan Tamtama Barat IX RT 08 RW 09, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, atau tepatnya di belakang lokasi proyek pembangunan pondok pesantren dan panti asuhan milik Yayasan Baitusyakur, Kamis (15/3) pukul 10.30 WIB.
Ledakan yang mengakibatkan tiga korban luka itu juga sempat mengagetkan warga sekitar karena suara ledakan keras terdengar hingga radius 500 meter.