SOLOPOS.COM - Logo UNS Solo

Bom Sarinah Thamrin terjadi pekan lalu. Polisi menduga Bahrun Naim sebagai dalang aksi tersebut.

Solopos.com, SOLO – Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, meminta aktivitas terduga dalang aksi teror bom di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo, saat ini tidak dikait-kaitkan dengan perguruan tinggi tersebut.

Promosi Viral Dibanggakan Presiden Jokowi di Acara BRI, Ini Kisah UMKM Mama Muda

Meskipun Bahrun Naim diakui tercatat sebagai alumni Program Diploma III (DIII) Teknik Informatika Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) UNS, setelah lulus, aktivitas yang bersangkutan tidak ada kaitannya dengan pihak universitas.

Pernyataan tersebut ditegaskan Rektor UNS Solo, Ravik Karsidi, ketika ditemui wartawan di Kampus UNS, Senin (18/1/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami meminta agar pemberitaan tentang kasus teroris yang melibatkan Bahrun Naim ini tidak dikait-kaitkan dengan UNS, walaupun ada fakta dia sebagai alumni [UNS]. Tapi di suatu universitas seperti UNS ini yang jumlahnya alumni ada sebanyak 140.000 orang, kalaupun ada satu itu hanyalah pengecualian,” ungkap dia.

Kaitannya dengan dugaan keterlibatan Bahrun Naim dengan aksi teroris, Ravik menegaskan, pihak UNS juga tidak pernah mendesain demikian. Yang dilakukan Bahrun Naim tersebut merupakan tanggung jawabnya sendiri dan di luar universitas.

“Jadi jangan dikait-kaitan dengan kami. Karena dia [Bahrun Naim] sudah menjadi alumni dan di luar tanggung jawab fakultas,” tandasnya.

Selama ini, Ravik menyatakan, UNS sudah melakukan berbagai upaya untuk memberikan pemahaman pendidikan melalui mata kuliah yang diajarkan. Tidak ada mata kuliah yang mengajarkan tentang teror.

“Publik jangan terus menyebutkan UNS tempat persinggahan teroris,” imbuhnya.

Pembekalan untuk para mahasiswa juga telah diberikan oleh UNS sejak dini, saat mahasiswa memulai perkuliahan, termasuk dalam pembelajaran. Pendidikan Pancasila menjadi mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh para mahasiswa. Selain itu pembekalan juga melalui pelatihan ESQ.

Menyikapi kasus Bahrun Naim, Ravik mengatakan, menjadi kehati-hatian UNS ke depan. Terutama bagi Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni beserta jajarannya, termasuk Wakil Dekan beserta jajarannya di seluruh fakultas di lingkungan UNS.

Kehati-hatian terhadap kegiatan mahasiswa dalam upaya mencegah sesuatu hal yang tidak diinginkan.

“Kami lakukan langkah untuk membentengi supaya mahasiswa, alumni tidak terpengaruh dengan pemahaman yang keliru” bebernya.

UNS juga terus melakukan proteksi terhadap semua kegiatan mahasiswa. Tidak hanya di dalam kampus, melainkan kegiatan di luar kampus. Hal ini untuk mengantisipasi adanya gerakan yang mencurigakan masuk ke dalam kampus.

“Semuanya akan kami seleksi. Kecuali kalau ada kerja sama dan disertai dengan surat yang resmi masih diberikan toleransi apabila menggunakan fasilitas kampus,” terang Ravik.

Sementara itu, Wakil Rektor III UNS, Darsono membenarkan jika Bahrun Naim adalah alumnus D3 Teknik Informatika. Dia merupakan angkat pertama masuk pada tahun 2002 dan lulus tahun 2005.

“Selama di kampus (Bahrun Naim) tidak begitu menonjol dan biasa-biasanya. Tapi kami tidak tau di luar kampus kegiatannya apa,” imbuhnya.

Disinggung tentang dua mahasiswa dan satu karyawan UNS yang dilaporkan hilang dan diduga tersangkut aktivitas organisasi terlarang, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Ravik menyatakan hingga kini masih terus berkoordinasi dengan pihak keluarga dan kepolisian untuk menelusuri keberadaannya.

Antisipasi juga dilakukan agar mahasiswa maupun pegawai lain tidak sampai ikut terkena imbas dari gerakan ormas terlarang.

Namun Ravik mengaku belum mengetahui kepastian keterlibatan ketiga orang itu dengan Gafatar.

“Benar atau tidak kan kami belum tahu. Saat ini kami hanya berharap mereka bisa segera ditemukan dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Kami juga minta kerja samanya jika memang ada yang mengetahui keberadaan mereka ini, bisa melaporkan ke pihak terkait,” katanya.

Terkait sanksi terhadap ketiga orang itu, Ravik mengatakan langkah tersebut dilakukan sesuai aturan yang berlaku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya