SOLOPOS.COM - Apel GP Ansor (Ansor.or.id)

Bom Sarinah Thamrin, yang terjadi di Jakarta, Kamis (14/1/2016), memunculkan simpati dari berbagai pihak.

Semarangpos.com, Purwokerto – Ledakan bom yang terjadi di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016), menimbulkan respons dari berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, salah satunya adalah Barisan Anshor Serbaguna (Banser) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng). Banser Banyumas pun mengaku tidak takut dengan teror itu dan siap menghadapi teroris yang mencoba menganggu keamanan Indonesia di wilayahnya.

Promosi Viral Dibanggakan Presiden Jokowi di Acara BRI, Ini Kisah UMKM Mama Muda

“Terkait peristiwa yang terjadi di kawasan Sarinah, Jakarta, kami dari Satkorcab Banser Banyumas mengutuk keras dan mengecam atas tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang dan juga terorisme terhadap masyarakat dan bangsa,” ujar Wakil Ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor Banyumas, Taufik Hidayat, seusai menggalr Apel Banser Banyumas di Alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu siang.

Ia mengatakan bahwa Banser Banyumas akan menyosialisasikan dan informasikan kepada masyarakat terkait dengan radikalisme dan terorisme sehingga masyarakat diharapkan lebih memahami tentang ideologi-ideologi yang tidak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut dia, gerakan-gerakan radikal itu berangkat dari organisasi-organisasi yang mengatasnamakan Islam, namun sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Organisasi-organisasi itu, kata dia, ada yang bergerak secara terang-terangan dan ada pula yang secara sembunyi-sembunyi.

“Jangan takut, jangan gentar. Masyarakat harus optimistis dan bekerja sama melawan segala bentuk terorisme dan radikalisme yang ada di Indonesia,” katanya.

Dia mengimbau anggota organisasi-organisasi yang mengatasnamakan Islam namun secara jelas tidak mengakui Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia agar segera bertobat.

“Kalau tidak [bertobat], maka kami berharap mereka untuk keluar dari negara Indonesia,” katanya.

Selain itu, kata dia, masyarakat perlu mewaspadai gerakan-gerakan bawah tanah dengan berbagai bentuk yang mengatasnamakan organisasi kemasyarakatan maupun organisasi keagamaan namun pada dasarnya mereka mengemban misi untuk mendirikan negara Islam.

Terkait dengan hal itu, Taufik mengatakan bahwa Banser Banyumas siap membantu pemerintah maupun aparat keamanan untuk menangkal atau mengantisipasi gerakan-gerakan radikalisme tersebut.

“Kalau memang diperlukan organisasi-organisasi itu dibubarkan, pemerintah harus tegas untuk membubarkan organisasi-organisasi yang berkedok keagamaan dan jelas-jelas tidak mengakui Pancasila dan UUD 1945 serta mengingkari NKRI,” katanya.

Usai apel, massa Banser Banyumas menggelar longmarch dari Alun-Alun Purwokerto menyusuri Jalan Jenderal Soedirman menuju Kampus Kalibakal Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Dalam longmarch tersebut, massa membawa berbagai spanduk di antaranya bertuliskan “Go To Hell Terrorist!!! We Are Banser Banyumas Not Fear With You ISIS!!!”, “Tolak!!! Paham Imamah (Syiah) dan Khilafah (HTI) karena Merusak NKRI”, dan “Banser Banyumas Siap Hadapi ISIS dan Teroris di Indonesia, NKRI Harga Mati”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya