SOLOPOS.COM - Anggota Gegana Polda Jabar mengindetifikasi serpihan ledakan bom di Markas Polsek Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (20/7/2013). (JIBI/Solopos/Antara/Adeng Bustomi)

Anggota Gegana Polda Jabar mengindetifikasi serpihan ledakan bom di Markas Polsek Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (20/7/2013). (JIBI/Solopos/Antara/Adeng Bustomi)

Anggota Gegana Polda Jabar mengindetifikasi serpihan ledakan bom di Markas Polsek Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (20/7/2013). (JIBI/Solopos/Antara/Adeng Bustomi)

Solopos.com, JAKARTA — Polisi meyakini peledakan bom panci di Markas Kepolisian Sektor Rajapolah, Tasikmalaya, Sabtu (20/7/2013) lalu, adalah ulah gembong teroris dari jaringan teroris berkedok ajaran Islam radikal di kota itu.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Dugaan itu didasarkan jajaran Polda Jawa Barat (Jabar) pada hasil olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka menemukan sejumlah barang bukti yang lazim digunakan kalangan peneror.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kalau dilihat dari polanya, kami yakini [pelakunya] ya [dari kalangan
teroris]. Mereka enggak sekadar iseng,” ujar Kapolda Jabar Irjen Pol Suhardi Alius, Minggu (21/7/2013).

Berdasarkan hasil olah TKP, kata Suhardi, tim Gegana Polda Jawa Barat mengendus sisa-sisa barang bukti dari serpihan bom panci. Benda-benda itu berupa zat potasium (bahan peledak) dan gotri (potongan besi penambah daya rusak bom), dan ponsel yang berperan sebagai pengukur waktu (timer) pemicu ledakan. Ketiga jenis benda tersebut, menurut dia, biasa digunakan jaringan teroris berkedok ajaran Islam radikal untuk menebar teror melalui peledakan bom.

Dasar lain dugaan itu adalah pola penempatan bomnya yang mengarah kepada cara jaringan teroris berkedok ajaran Islam radikal di kota itu melakukan teror. Sebelum kejadian dini hari itu, Kota Tasikmalaya sempat dihebohkan insiden
pelemparan bom rakitan jenis pipa di Pos Polisi Jl Mitra Batik, 13 Mei 2013 lalu. Kala itu, seorang pengendara sepeda motor berinisial SL melemparkan bom itu sambil kabur. Beruntung bom itu tak meledak. Dua anggota Polantas yang berjaga lantas megejar dan menembak mati pelaku.

Berdasarkan kabar yang dihimpun, motif pelaku adalah balas dendam atas penangkapan dan penembakkan yang dilakukan Kepolisian atas sejumlah kolega teroris di beberapa kota. SL sendiri teridentifikasi sebagai anak buah William Maksum —orang kepercayaan Abu Robban pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Barat— yang ditangkap 7 Mei 2013 di Bandung.

Sementara itu, berdasarkan kesaksian sejumlah warga yang didapatkan polisi, Suhardi memaparkan pada Sabtu sekitar pukul 01.30 WIB ada dua pria tak dikenal, yakni seorang berbadan besar dan seorang lagi berperawakan kecil. Saat itu, mereka melintas di lokasi kejadian dengan berboncengan sepeda motor Yamaha Mio.

Kemudian, mereka diperkirakan masuk ke samping Mapolsek lewat tempat pencucian sepeda motor di sebelah kantor polisi itu. Keduanya menaruh bom panci itu di samping ruang Kapolsek dan kemudian kabur tanpa meninggalkan jejak. “Tapi lengkapnya tunggu hasil pengembangan dulu ya,” kata Suhardi.

Saat ditanya mengenai kaitan aksi teror Mapolres Rajapolah dan pos polisi Jl Mitra Batik, Mei lalu, serta mengenai keberadaan jaringan ataupun sel teroris di Tasikmalaya, Suhardi mengakui pihaknya masih menyelidiki hal tersebut. “Tunggu tim dari Densus [Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri] yang sedang mengembangkan hal tersebut,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya