SOLOPOS.COM - Beberapa anggota kepolisian berpakaian preman memeriksa rumah yang rusak akibat ledakan yang diduga bom di Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2012). (Andry T. Kurniady/JIBI/Bisnis Indonesia)

Beberapa anggota kepolisian berpakaian preman memeriksa rumah yang rusak akibat ledakan yang diduga bom di Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2012). (Andry T. Kurniady/JIBI/Bisnis Indonesia)

JAKARTA–Warga masig berdatangan ke lokasi ledakan bom di Yayasan Yatim Piatu Bidaram Depok, meski sejak dua jam lalu Petugas Laboratorium Forensik (Labfor) Polri telah meninggalkan lokasi ledakan bom. Sejumlah warga terus berdatangan ke tempat kejadian perkara. Akses di Jalan Nusantara Raya sudah dibuka sejak Minggu (9/9/2012) pukul 12.00 WIB tadi.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Sebagian besar warga datang ke lokasi dengan menggunakan motor yang kemudian diparkirkan di pinggir jalan. Hal ini tentu menimbulkan kemacetan di sekitar Jalan Nusantara yang mengarah ke Depok atau pun Srengseng Sawah

Selain menyita barang bukti bahan peledak dan senjata api di lokasi ledakan di Jalan Nusantara, Beji, Depok, polisi juga menemukan surat wasiat. Siapa penulis surat wasiat itu belum diungkap polisi. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengungkap isi dari surat wasiat itu berisikan pesan dari terduga pembuat bom rakitan kepada keluarganya.

“Berpesan kepada ibunya, istrinya dan anaknya, bahwa dia sedang mencari ridho dari Allah di surga,” kata Ansyaad usai jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta. Siapa nama penulis surat wasiat, Ansyaad meminta publik bersabar menunggu penyelidikan Polri. “Nanti akan diungkap,” ujarnya.

Ansyaad tak mau menjawab ketika ditanya dalam surat tertulis nama Iyot dan Gabriel, ibu dan anak Muhammad Thorik. Thorik adalah pembuat bom rakitan di Tambora yang berhasil melarikan diri. “Nanti saja diungkapkan,” jawabnya.

Dalam jumpa pers Menko Polhukam Djoko Suyanto menyebut penyelidikan atas keterkaitan antara bom di Depok dengan Tambora masih dilakukan. “Sampai sekarang belum bisa menyimpulkan apa ada kaitan dengan Tambora,” sebutnya.

Djoko menjelaskan akibat ledakan di Depok ada tiga korban. Korban yang belum diketahui identitasnya atau Mr X mengalami luka bakar 70 persen dan tangan kanan putus. Korban saat ini dirawat di RS Polri.

Djoko mengatakan identitas Mr X masih diidentifikasi. “Korban di RS Polri sedang diselidiki identitasnya,” ucapnya. Dua korban lainnya bernama Mulyadi Tofik Hidayat dan Febri Bagus Kuncoro mengalami luka ringan.

Dari lokasi ledakan, polisi mengamankan tiga granat, satu pucuk senjata bareta dengan 17 peluru, dua pucuk senjata enggran dalam bentuk rangkaian, 50 butir peluru kaliber 9,9 mm, 30 butir peluru 2,2 mm, lima buah baterai, satu laptop, satu HP, satu silencer (peredam senjata), enam buah swithcing dalam rangkaian, enam buah paralon 1/4 inchi sudah terisi rakitan bom, bahan peledak serbuk, HP ledak, tool kit, laras dan magazine, 1 detonator elektrik dan kabel serabut tunggal.

Kepala BNPT menyebut satu senjata bareta yang ditemukan di Depok sama dengan senjata milik Farhan terduga teroris Solo. “Persis sama cuma tidak ada PNP properti,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya