SOLOPOS.COM - Polisi membawa istri dan anak terduga teroris terkait bom Bekasi di rumah di Ledoksari, Griyan, Pajang, Laweyan Solo, Minggu (11/12/2016). Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti yang dimasukkan dalam kantong. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Wakapolri membantah penangkapan terduga teroris terkait penemuan bom di Bekasi sebagai pengalihan isu.

Solopos.com, JAKARTA — Wakapolri Komjen Pol Syafruddin menyesalkan berkembangnya opini yang menyebutkan penangkapan sejumlah terduga teroris di Bekasi yang merencanakan aksi bom bunuh diri di Istana Negara sebagai upaya pengalihan isu. Dia menegaskan penangakapan itu bukan pengalihan isu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Teroris itu serius ya! Jangan ada komentar bahwa itu pengalihan isu atau sebagainya,” kata Syafruddin di Gedung PTIK, Jakarta, Rabu (14/12/2016). Wakapolri menegaskan bahwa tim Densus 88 selama ini telah bekerja keras untuk mengintai gerak-gerik para terduga teroris.

“Anak buah saya, ada yang satu tahun tidak pulang ke rumah. Tidak ketemu anak dan istri untuk melacak [keberadaan terduga teroris]. Mereka tidur di jalan untuk selidiki ini itu dan kami bisa tangkap sebelum ada bom [meledak], tolong jangan komentar ini pengalihan isu. Hati-hati berkomentar,” katanya.

Ia berujar, di beberapa kota dunia seperti Kairo (Mesir), Istanbul (Turki), dan lainnya, telah jatuh banyak korban karena bom. Sementara di Indonesia tidak ada korban karena Densus 88 berhasil menangkap jaringan terorisme satu hari sebelum beraksi di Istana Negara.

“Di negara lain ada korban, tapi di Indonesia bisa kami antisipasi, kami cegah dan ditangkap semuanya. Jadi hati-hati, jangan bilang ini pengalihan isu,” tegasnya.

Pihaknya mengatakan bahwa kemampuan Indonesia dalam penanganan kasus terorisme telah diakui negara-negara tetangga. “Dunia mengakui penanggulangan terorisme di sini [Indonesia]. Saya baru pulang dari Jepang, Kepala Kepolisian Jepang minta advice [saran] dalam rangka menghadapi Olimpiade 2020,” katanya.

Pada Sabtu (10/12/2016), Densus 88 menangkap tiga terduga teroris, MNS dan AS (laki-laki), serta DYN (perempuan). MNS dan AS ditangkap di jalan layang Kalimalang, Bekasi. Sementara DYN ditangkap di rumah kontrakan di Jalan Bintara Jaya 8 Bekasi, Jawa Barat. Polisi menemukan barang bukti berupa bom rakitan berbentuk penanak nasi elektronik (rice cooker) di kamar 104 kontrakan tiga lantai itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya