SOLOPOS.COM - Tubuh korban tewas tergeletak dan ditutup kain putih setelah bom meledak di dekat kuil Hindu di Bangkok, Thailand, Senin (17/8/2015). (JIBI/Solopos/Reuters/Athit Perawongmetha)

Bom Bangkok yang menewaskan puluhan korban beberapa hari lalu tak menutup kemungkinan dilakukan kelompok teroris.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah mencari keterkaitan kelompok teroris di Poso, Sulawesi Tengah, dengan insiden di wilayah lain termasuk ledakan bom di Bangkok, Thailand.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan aparat keamanan masih mengejar pelaku penembakan di Poso. Dirinya akan segera berkoordinasi dengan Kapolri untuk mencari keterkaitan kelompok teroris di daerah tersebut dengan wilayah lainnya.

“Kami akan bertemu lagi, dan memadukan antara kegiatan di sana apakah ada kaktannya dengan tempat lain, dan apakah ada kaitannya dengan Bangkok,” kata Luhut Binsar Panjaitan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, dua orang tewas dalam baku tembak antara kelompok sipil bersenjata dengan polisi di Poso. Satu orang tewas berasal dari warga sipil bernama Bado, diduga anggota kelompok teroris yang dipimpin Santoso, sedangkan satu orang lainnya berasal dari pihak Kepolisian dengan nama Iptu Brian Theopani Tatontos.

Bado sendiri merupakan salah satu dari puluhan terduga teroris yang selama ini masuk ke dalam daftar pencarian orang, karena terlibat dalam sejumlah aksi kekerasan di Poso. Puluhan warga sipil dan anggota Kepolisian tewas dalam empat tahun terakhir karena serangan Kelompok Teroris yang dipimpin Santoso. Pada Oktober 2012, kelompok tersebut menewaskan dua anggota Kepolisian di Tamanjeka, Poso Pesisir Utara.

Kemudian pada Desember 2012, delapan anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah yang sedang patroli diadang kelompok tersebut yang menggunakan sepeda motor di Tambarana, Poso Pesisir. Selanjutnya pada Desember 2014, tiga warga Kecamatan Lore disandera kelompok itu, dan dua diantaranya tewas.

Dalam melancarkan aksinya, kelompok tersebut sering muncul di dunia maya, dan mengaku bertanggungjawab terhadap serangkaian serangan yang telah dilakukannya. Kelompok tersebut juga sering menantang aparat oenegak hukum untuk melakukan perang terbuka di Poso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya