SOLOPOS.COM - Sejumlah perangkat Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Karanganyar meninjau lokasi wisata Pulorjo di Dusun Tempuran, Rabu (27/2/2013). (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)


Sejumlah perangkat Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Karanganyar meninjau lokasi wisata Pulorjo di Dusun Tempuran, Rabu (27/2/2013). (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR--Pemerintah Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Karanganyar berkeinginan menghidupkan salah satu objek wisata di desanya yang dulu pernah menjadi andalan warga Colomadu dan sekitaranya.  Karena itu Bolon meminta Pemkab Karanganyar memerhatikannya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Kawasan Pulorejo itu dulu ketika saya masih perjaka kira-kira tahun 1960 menjadi tempat wisata primadona muda-mudi Colomadu dan sekitarnya. Kalau di Solo, tempat ini seperti Taman Tirtonadi. Karena tempatnya memang indah dan ada pulaunya yang saat ini dihuni sekitar lima kepala keluarga itu juga unik,” ujar Ketua BPD Desa Bolon, Suparyono ketika ditemui wartawan di lokasi, Rabu (27/2/2013).

Menurut dia kawasan Pulorejo adalah sebuah wilayah daratan yang dikepung sungai, layaknya pulau di laut lepas. Wilayah dengan luas daratan kira-kira sembilan hektare yang semula tak berpenghuni itu, dulu jalan masuknya banyak ditanami bunga sehingga menambah keindahan.

Dia menjelaskan saat kawasan Pulorejo, Dusun Tempuran masih terawat dengan baik, wisatawan yang berdiri di dekat pintu air, jika memandang ke barat akan melihat delta Kali Pepe dan Kali Buthak. Sehingga kawasan yang merupakan pertemuan dua kali dari Gunung Merapi dan Merbabu serta dibangun sejumlah pintu air itu semakin indah.

Sementara itu Kasi Pemerintahan Desa Bolon, Sumardi mebambahkan sejumlah pintu air yang diperkirakan bangunan peninggalan zaman penjajahan Belanda itu memunyai multifungsi. Di antaranya salah satu pintu air itu digunakan untuk menyuplai air ketika Pabrik Gula Colomadu masih berfungsi. Selain itu air berasal dari sejumlah pintu air tersebut juga diperuntukkan irigasi sejumlah sawah di beberapa desa, paling tidak di tiga kabupaten. Di antaranya desa Paulan, Klodran, Baturan dan sebagainya di Kabupaten Karanganyar, Sawahan dan sekitarnya di Kabupaten Boyolali.

Bahkan saat beberapa kawasan di Solo utara masih ada lahan sawah, kata dia, air dari bendungan di Dusun Tempuran itu juga untuk mangairi sejumlah sawah di Solo.  “Dulu ketika saya kecil, sungainya tidak sempit seperti ini. Karena sekarang badan sungai sudah menjadi daratan akibat tumpukan sedimentasi sehingga alur sungai menjadi sempit,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya