SOLOPOS.COM - Ilustrasi puasa. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Banyak amalan ibadah yang bisa dilakukan muslim pada saat bulan Dzulhijjah yang sudah di depan mata.

Salah satu amalan ibadah yang sangat dianjurkan adalah puasa Tarwiyah jatuh pada 8 Dzulhijjah, dan puasa Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bila ibadah haji dilaksanakan, harusnya pada hari tersebut, jemaah melaksanakan wukuf di Arafah.

Sedangkan muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji dianjurkan untuk berpuasa Arafah yang memang memiliki keutamaan begitu besar. Oleh karenanya para ulama memasukkan puasa Arafah ini ke dalam puasa sunah yang sangat dianjurkan (muakkad).

Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Muslim:

“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu. (HR Muslim)

Baca Juga: Bisa Menghapus Dosa 2 Tahun, Ini Keutamaan Puasa Arafah Jelang Iduladha

Lalu bagaimana bila mereka masih memiliki utang puasa Ramadan, lalu ingin mengqadla utang puasanya pada hari Arafah?

Melansir jatim.nu.or.id, Rabu (29/6/2022), menggadha puasa Ramadannya pada hari Arafah disebut tetap sah.

Orang yang menjalannya tetap mendapatkan keutamaan yang didapat oleh mereka yang berpuasa dengan niat puasa sunah Arafah.

Pendapat itu disampaikan Syekh Zakariya Al-Anshari berikut ini:

“(Puasa Asyura). Al-Barizi berfatwa bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura misalnya untuk qadla atau nadzar puasa, maka ia juga mendapat pahala puasa sunah hari Asyura. Pandangan ini disepakati oleh Al-Ushfuwani, al-Faqih Abdullah an-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih al-Hadhrami. Ini pandangan yang muktamad. (puasa hari Asyura dihitung oleh Allah) Hikmah di balik ganjaran penghapusan dosa dua tahun untuk puasa sunnah Arafah dan penghapusan dosa setahun untuk puasa Asyura adalah karena Arafah adalah harinya umat Nabi Muhammad SAW, yakni puasa sunah Arafah bersifat khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW. Sementara Asyura adalah harinya umat Nabi Musa AS. (lihat Syekh Zakariya al-Anshari, Asnal Mathalib, juz V, halaman: 388).

Baca Juga: Hikmah dan Syarat Sah Berkurban Saat Iduladha

Hal serupa disampaikan Sayyid Bakri dalam kitab I‘anatut Thalibin. Menurutnya, orang yang berpuasa pada hari-hari tertentu yang sangat dianjurkan untuk dipuasakan akan mendapatkan keutamaan sebagai mereka yang berpuasa sunah pada hari tersebut, meskipun niatnya adalah qadla puasa atau puasa nadzar.

“Di dalam Al-Kurdi terdapat nash yang tertulis pada Asnal Mathalib dan sejenisnya yaitu Al-Khatib as-Syarbini, Syekh Sulaiman al-Jamal, Syekh ar-Ramli bahwa puasa sunah pada hari-hari yang sangat dianjurkan untuk puasa memang dimaksudkan untuk hari-hari tersebut. Tetapi orang yang berpuasa dengan niat lain pada hari-hari tersebut, maka dapatlah baginya keutamaan… Ia menambahkan dalam kitab Al-I‘ab. Dari sana, Al-Barizi berfatwa bahwa seandainya seseorang berpuasa pada hari tersebut dengan niat qadla atau sejenisnya, maka dapatlah keduanya, baik ia meniatkan keduanya atau tidak. (lihat Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, [Kota Baharu-Penang-Singapura, Sulaiman Mar‘i: tanpa catatan tahun], juz II, halaman 224).

Disarankan mereka yang memiliki utang puasa Ramadan baiknya mengqadla utang puasanya terlebih dahulu. Setelah itu baru boleh mengamalkan puasa sunah Arafah. Tetapi kalau utang puasa Ramadaan itu baru teringat jelang hari Arafah, sebaiknya membayar qadla puasanya di hari Arafah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya