SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Ramadan telah berlalu. Setelah merayakan Idulfitri di tanggal 1 Syawal, umat Islam dianjurkan berpuasa sunah. Puasa Syawal sebaiknya dilakukan selama enam hari berturut-turut di awal bulan, yakni sekitar tanggal 2-7 Syawal.

Hal itu sesuai dengan hadis Nabi Muhammad tentang keistimewaan puasa Syawal yang diriwayatkan Muslim. “Barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian dilanjutkan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh,” demikian arti hadis tentang anjuran puasa Syawal.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Pahala puasa Syawal yang begitu besar membuat banyak orang mengerjakannya. Apalagi tubuh sudah terlatih berpuasa selama sebulan penuh saat Ramadan. Namun, ada sejumlah orang yang bingung dengan waktu pelaksanaan puasa Syawal. Nah, tahukah Anda mana yang semestinya dikerjakan terlebih dahulu antara membayar utang Ramadan atau mengerjakan puasa Syawal?

Pakar tafsir Alquran Indonesia, Quraish Shihab, dalam video ceramah di Youtube yang dinukil Solopos.com, Senin (10/6/2019), mengatakan, mendahulukan berpuasa untuk membayar utang puasa Ramadan lebih diutamakan.

“Kalau ditanya mana yang lebih utama antara bayar utang puasa Ramadan atau berpuasa Syawal, maka jelas lebih baik bayar utang puasa Ramadan. Karena puasa Ramadan wajib,” terangnya.

Senada dengan Quraish Shihab, Ustaz Abdul Somad mengutarakan hal yang sama. Menurutnya, membayar utang puasa Ramadan lebih baik dibanding mendahulukan berpuasa Syawal. “Yang punya utang puasa, maka dibayar dulu. Baru puasa Syawal enam hari. Puasa Syawal itu sunah. Sedangkan mengganti puasa Ramadan hukumnya wajib,” kata Ustaz Abdul Somad.

Hal senada diterangkan oleh Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Karanganyar, KH. Ahmad Hudaya. Meski waktu mengganti puasa Ramadan sangat longgar, mengerjakannya di awal waktu adalah hal yang lebih utama ketimbang mengerjakan puasa sunah di bulan Syawal.

“Kapanpun bisa dibayar utang puasa Ramadan itu. Tapi, yang namanya utang, lebih cepat diselesaikan lebih baik. Para ulama sepakat yang mengutang harus bayar dua kali lipat,” terang KH. Ahmad Hudaya.

Tidak ada ketentuan pasti kapan utang puasa Ramadan dibayarkan. Sebab, utang puasa bisa dibayar dalam jangka waktu yang longgar. Namun, jika sampai datang Ramadan tahun berikutnya tidak dibayar, maka para ulama terdahulu bersepakat orang tersebut wajib membayar utangnya dua kali lipat.

Sementara puasa Ramadan hukumnya wajib. Sebagaimana ibadah wajib lainnya, sifatnya menyempurnakan amalan wajib. Jadi, jelaslah jika membayar utang Ramadan lebih utama ketimbang mendahulukan puasa Syawal. Meski demikian, tidak ada larangan jika ingin mengerjakan puasa Syawal sebelum membayar utang Ramadan terlebih dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya