SOLOPOS.COM - Boediono ketika menjadi pembicara dalam seminar yang digelar Forum Studi dan Diskusi Ekonomi (FSDE) di Gedung MM UGM, Sabtu (21/11/2015).

Boediono menungkapkan ada dua hal mendasar yang harus diterapkan untuk menjaga stabilitas perekonomian yaitu memperkuat struktur ekonomi dan menerapkan prinsip kehati-hatian

Harianjogja.com, SLEMAN—Ada dua hal mendasar yang harus diterapkan untuk menjaga stabilitas perekonomian yaitu memperkuat struktur ekonomi dan menerapkan prinsip kehati-hatian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mantan Wakil Presiden Indonesia Boediono mengatakan, perekonomian diibaratkan sebuah kapal. Hal itu ia ungkapkan ketika menjadi pembicara dalam seminar yang digelar Forum Studi dan Diskusi Ekonomi (FSDE) di Gedung MM UGM, Sabtu (21/11/2015).

Sebuah kapal harus kuat dan tidak mudah oleng, tahan ombak, dan tidak mudah bocor. Begitu pula dengan perekonomian yang harus kuat menghadapi gangguan-gangguan ekonomi.

Ia mengungkapkan, risiko gangguan itu, suka atau tidak suka akan dirasakan. Gangguan yang paling memiliki dampak besar adalah pembalikan arus dana terutama untuk sektor keuangan. Sedangkan perubahan harga ekspor dan impor akan berdampak pada sektor riil. “Gangguan itu sulit diterka,” ujar dia.

Untuk menghadapi gangguan yang datang, harus ada sistem yang memiliki mekanisme peredam dampak yang ditimbulkan. Artinya, mekanisme itu diterapkan pada tataran mendasar yang mengacu pada struktur ekonomi. “Struktur ekonomi harus dibangun sedemikian rupa sehingga tahan goncangan dan agar tidak rentan,” ungkap dia.

Selain itu, ia mengatakan, prinsip yang harus diterapkan adalah prinsip kehati-hatian baik saat tenang maupun saat  menghadapi gelombang. Kehati-hatian dapat menciptakan kepercayaan dari negara lain terhadap perekonomian Indonesia. Baik nahkoda, maupun awak kapal, harus menerapkan prinsip yang sama.

“Struktur yang kuat dan prinsip kehati-hatian dapat mengurangi risiko kapal karam namun tidak menghilangkan sama sekali risikonya. Karena itu, saat menghadapi badai, nahkoda harus sigap menit ke menitnya agar seluruh awak kapal selamat,” ujar dia.

Boediono mengungkapkan, perekonomian dunia tidak semata-mata uang dan perhitungan statistik. Ekonomi merupakan ilmu yang digunakan untuk bisa menghadapi permasalahan riil yang timbul.

Siapa  pun yang mempraktikkan ekonomi, harus mengerti apa yang sebenar-benarnya terjadi di negara  Indonesia. Belajar dari sejarah dinilai penting sehingga, ketika menghadapi kondisi serupa, akan tahu langkah yang akan diambil.

Menurut Boediono, kerangka  berpikir seperti itu, membawa pada desain pertahanan. Hal itu bisa dilakukan dengan mengandalkan struktur ekonomi yang tahan krisis dan menghindari struktur ekonomi yang rawan atau memperparah dampak krisis.

Ada pun contoh struktur ekonomi yang harus dihindari yakni ketergantungan terhadap ekspor sejumlah kecil komoditas. Selain itu, ketergantungan terhadap impor komoditas mendasar misalnya pangan juga harus dihindari. Pasalnya, negara tersebut akan rawan gejolak.

“Kedua, struktur ekonomi yang dihindari adalah di mana sektor keuangan yang melaju cepat sekali meninggalkan sektor riil sehingga ada diskoneksi antara sektor keuangan dan sektor riil,”  ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya