SOLOPOS.COM - Rumah pahlawan nasional Slamet Riyadi di Danakusuman, Serengan, Solo. Foto diambil Rabu (9/11/022). (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Nama pahlawan nasional Slamet Riyadi tentu sudah tidak asing bagi warga dari Kota Solo dan sekitar. Namanya diabadikan sebagai nama jalan protokol, Jl Slamet Riyadi yang setiap Minggu pagi ramai didatangi orang untuk menikmati car free day (CFD).

Patungnya berdiri tegak di ujung jalan tersebut, tepatnya di kawasan Bundaran Gladak, seolah menyambut siapa pun yang berkendara dari arah barat. Slamet Riyadi menjadi pahlawan nasional berkat perjuangannya melawan penjajahan Belanda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia dan pasukannya memberikan perlawanan sengit kepada tentara Belanda di Ambarawa pada 1947. Lalu ia juga memimpin serangan umum empat hari melawan Belanda di Solo pada 7-10 Agustus 1949.

Pada 1950, Slamet Riyadi dikirim ke Maluku untuk memerangi pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) dan pada 4 November 1950, ia gugur karena tertembak. Pangkat terakhirnya Brigadir Jenderal dan dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 9 November 2007.

Slamet Riyadi gugur dalam usia yang masih sangat muda yakni 23 tahun. Meski sudah lama wafat, jejak kehidupannya masih bisa dilihat di Kota Solo, salah satunya rumah yang pernah ditinggalinya di wilayah Danukusuman, Serengan.

Baca Juga: Misteri Kematian PB VI Pahlawan dari Solo, Kecelakaan di Kapal atau Ditembak

Solopos.com mengunjungi rumah sang pahlawan nasional dari Solo yang lokasinya cukup tersembunyi di belakang masjid daerah Danukusuman itu, Rabu (9/11/2022). Butuh 10 menit perjalanan dari Jl Slamet Riyadi menuju rumah bercat warna hijau dengan arsitektur khas rumah lawas Jawa itu.

pahlawan dari solo
Foto Slamet Riyadi di dinding rumah yang pernah ditinggalinya di Danukusuman, Serengan, Solo, (Rabu/10/2022). (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Di rumah ini lah, Ignatius Slamet Riyadi tinggal semasa hidup dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia hingga akhirnya gugur di Ambon pada 4 November 1950. Berbeda dengan Jl Slamet Riyadi yang terus bersolek dengan pembangunan dan penataan, rumah Slamet Riyadi jauh dari kata terawat.

Kayu Penyangga Sudah Bengkok

Kayu jati berusia ratusan tahun masih menyokong rumah ini. Ada juga beberapa bagian atap rumah yang terbuat dari anyaman kayu sudah sangat lapuk, kayu pilar yang menyangga depan rumah pun sudah bengkok. Rumah itu saat ini ditinggali Siti Sumarti, keponakan Slamet Riyadi.

“Rumah ini bocornya di mana-mana. Ya dari dulu bentuknya seperti ini, tidak berubah dan memang tidak ada yang diubah dari struktur ataupun tembok sampai penyangganya,” ucap Siti saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu.

Baca Juga: Paku Buwono X, Pahlawan yang Lahirkan Tokoh Nasional dan Cendekiawan dari Solo

Siti Sumarti adalah anak dari Soekati Djojowidagdo, kakak satu-satunya dari Slamet Riyadi. Ayah Slamet Riyadi adalah tentara Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Darah pejuang mengalir deras dari sang ayah, membuat pahlawan nasional dari Solo itu sudah memberontak sejak masih kanak-kanak.

“Dulu, Om Slamet [panggilan untuk Slamet Riyadi] itu berantem sama teman-temannnya yang londo. Dari awal sudah tidak suka dengan orang-orang Belanda yang dianggap menjajah dan mengganggu Kota Solo, jadi sering berantem,” jelas Siti yang menempati rumah itu bersama seorang anak dan dua cucunya.

pahlawan dari solo
Plafon rumah pahlawan nasional Slamet Riyadi di Danakusuman, Serengan, Solo, sudah rusak dan lapuk, Rabu (9/11/022). (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Di rumah dengan luas tanah 1.000 meter persegi ini, Slamet Riyadi membentuk karakternya yang kuat, tegas namun ikhlas dalam berjuang. Nilai-nilai luhur dan kesatria yang diajarkan sang ayah.

Slamet Riyadi menempuh pendidikan militer pertamanya di sekolah pelayaran tinggi Kootoo Seinen Yoseisho, akademi kelautan di Jakarta milik pemerintah militer Jepang. Sejak muda ia ikut dalam aksi-aksi revolusioner. Slamet Riyadi juga banyak menimba ilmu pada tokoh pejuang senior seperti Sutan Syahrir dan lain-lain.

Baca Juga: Kisah PB VI, Pahlawan dari Solo yang Berjuang Bersama Pangeran Diponegoro

Jadi Lokasi Slamet Riyadi Menyusun Strategi

Rumah Slamet Riyadi yang dibangun tahun 1848 itu menjadi saksi bisu bagaimana kepahlawanan pemuda itu untuk kemerdekaan Indonesia. Di sini ia bersiasat menyusun strategi untuk pergerakan-pergerakan yang menentang kependudukan Belanda. Di usianya yang sangat belia, ia sudah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

“Dulu kalau nyusun strategi di sini di pendapa depan. Biasanya nanti setelah menyusun, kemudian pamit berangkat buat berjuang, ya di Merbabu, di Madiun. Pokoknya kalau ada pergerakan pemberontakan Om Slamet pasti ikut,” lanjut Siti.

pahlawan dari solo
Siti Sumarti, keponakan Slamet Riyadi, di rumah yang juga pernah ditinggali pahlawan nasional tersebut, Rabu (9/11/2022). (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Slamet Riyadi mangkat di usia yang sangat muda, 23 tahun. Namun kepahlawanannya menumpas pergerakan negara Boneka Republik Maluku Selatan (RMS) menjadikan namanya harum. Selain jalan protokol, ada pula rumah sakit dan universitas yang menggunakan namanya.

Baca Juga: 5 Pejuang Kemerdekaan Ini Resmi menjadi Pahlawan Nasional

Ironisnya, pemerintah kurang memperhatikan kondisi rumah peninggalan sang pahlawan. Atap rumah itu kini bocor di mana-mana. Beberapa struktur kayu sudah lapuk, hanya struktur di pendapa dan ruang tengah yang masih kokoh menjulang.

Tembok-tembok rumah juga sudah mulai lapuk di makan usia. Lantainya juga masih plester dan belum berkeramik sehingga rumah dengan luas 1.000 meter persegi, dengan tiga ruangan besar ditambah dua kamar ini, jika malam tiba terasa sangat dingin.

“Bocornya karena talang dari sengnya bocor. Bangunan lama, maklum, jadi kalau bocor di mana-mana, kayunya juga sudah lama tidak diganti dan kena air dan lembap jadi lapuk, temboknya juga sama,” ujar perempuan berusia 76 tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya