SOLOPOS.COM - Novi, 12, bocah kelas VI SD yang jualan snack dan kerudung anak di trotoar Jl Adi Sucipto seberang RS Mata Solo, demi bantu ibunya yang sakit, Minggu (2/1/2022). (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Trotoar seberang RS Mata Solo Jl Adi Sucipto, Laweyan, tempat Novia Lestari, 12, mengais rezeki dengan jualan snack atau makanan ringan dan kerudung anak, Minggu (2/1/2022), itu tak terlalu ramai. Hari libur itu seharusnya Novi, sapaan akrabnya, menghabiskan waktu dengan bermain bersama teman atau berwisata bersama keluarga.

Namun, bocah kelas VI SD itu malah berjualan makanan ringan di trotoar. Ia berangkat dari rumahnya di wilayah Ketelan, Banjarsari, naik Batik Solo Trans (BST). Ia membawa kontainer plastik yang ukurannya lebih besar dari badannya itu. Kontainer itu kemudian ia angkat menuju trotoar tempat ia berjualan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setiba di tempat ia berjualan, bocah perempuan kelahiran 2009 itu lalu menata dagangannya. Empat bungkus makanan ringan yang dikemas menggunakan plastik bening ia taruh di atas kontainer plastik. Sisanya ada di dalam kontainer. Ia sediakan pula kantong plastik untuk membungkus makanan untuk dibawa pembeli.

Baca Juga: Ayah Meninggal-Ibu Sakit, Bocah SD Ini Jualan Snack di Jalanan Solo

Biasanya, dalam sehari Novi membawa kurang lebih 60 bungkus makanan. Namun untuk jualan hari Minggu (2/1/2022) di trotoar seberang RS Mata Solo, bocah SD itu hanya membawa 30 bungkus. “Hari ini bawa 30-an saja, soalnya yang dari pasar stoknya habis. Kan ini [dagangan] ambil di pasar, dibungkusin di sana, saya jual saja,” kata Novi dengan tatap mata yang tampak malu bertemu orang baru.

Sambil makan bubur kacang hijau, pemberian orang, Novi menuturkan, dari satu kemasan makanan ringan yang ia jual seharga Rp6.000. Dari setiap bungkus snack yang ia jual Novi mendapat Rp500.

Jualan Kerudung

Selain jualan snack, Novi juga berjualan kerudung titipan tetangganya di trotoar Jl Adi Sucipto, Solo, itu. Namun, hari itu tak tampak ada kerudung dagangan dalam keranjang atau kontainer plastik yang ia bawa. “Biasanya sama jual jilbab [kerudung], tapi ini enggak. Soalnya tidak boleh bawa barang terlalu banyak, busnya penuh,” katanya.

Baca Juga: Brakk! Mobil Ambulans Alami Kecelakaan Saat Bawa Pasien di Solo

Novi sebenarnya memiliki tiga orang kakak, namun ketiganya telah bekerja dan tinggal Novi yang masih sekolah. Ibunya, Dian Sumarni, menderita sakit vertigo. Bila tak sedang sakit, Dian bekerja sebagai buruh pijat. Sedangkan ayah Novi telah meninggal sejak tiga tahun lalu karena sakit jantung.

Sekitar empat puluh menit setelah Solopos.com berbincang dengan Novi, datang seorang anak kecil yang usianya lebih muda daripada Novi. Ia memperkenalkan bocah itu. “Ini Alifa, teman yang rumahnya situ [dekat tempatnya berjualan], sering main ke sini,” katanya dengan memegang lengan kawannya.

Selain membantu keuangan ibunya, membeli buku tulis untuk sekolah adalah keingian Novi dari hasil jualan tiap hari. Ia menuturkan buku tulis yang ia punya hampir habis terpakai semua. “Ingin beli buku tulis. Karena cuma punya lima, sudah tinggal sedikit juga,” ujarnya.

Kisah Novi ini sebelumnya sempat viral di media sosial setelah diunggah pengguna akun Instagram @christsetyawan dan diunggah ulang oleh @mlampahsolo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya