SOLOPOS.COM - Ilustrasi/detikcom

Ilustrasi/detikcom

JAKARTA—Ketika seorang anak mengidap alergi tertentu, orang tua harus segera mencari tahu penyebab alergi itu dan siap mengantisipasi berbagai reaksi alergi yang bisa muncul dari si anak. Namun sebuah studi baru mengungkapkan kekhawatiran orang tua tak berhenti sampai disitu saja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pasalnya studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics ini menemukan ada satu hal yang seringkali diabaikan orangtua dari anaknya yang mengidap alergi tertentu. Menurut peneliti, lebih dari 30 persen anak penderita alergi memperoleh tindakan kekerasan dari teman-temannya karena alerginya itu dan hanya sebagian orangtua yang tahu tentang hal ini.

“Sangat mudah mengintimidasi anak penderita alergi makanan. Bayangkan, hal ini semudah Anda hanya melayangkan sebutir kacang di depan wajahnya,” ujar peneliti Eyal Shemesh, kepala divisi kesehatan perkembangan dan perilaku di Department of Pediatrics, Mount Sinai Medical Center, New York.

Kesimpulan itu diperoleh peneliti setelah mensurvei 251 keluarga yang terdaftar dalam sebuah klinik alergi makanan. Secara keseluruhan, 45 persen partisipan anak dan remaja berusia antara 8-17 tahun mengaku pernah di-bully dan 31,5 persen mengaku hal itu terjadi karena alergi makanan yang mereka alami.

Tindakan bullying itu juga dilaporkan paling sering terjadi di sekolah dengan cara menggoda partisipan, melayangkan makanan penyebab alergi di depan wajah mereka, melemparkan makanan penyebab alergi ke mereka atau memaksa mereka untuk menyentuh makanan yang menjadi pemicu alergi mereka. Padahal semakin sering anak-anak di-bully akan mengakibatkan semakin buruknya kualitas kehidupan si anak, kata peneliti.

Tak hanya itu, studi ini juga menemukan hanya 50 persen orang tua yang mengetahui tentang tindakan bullying yang dialami anak-anak mereka. “Padahal jika ayah ibu tahu jika anaknya mengalami bullying, kualitas kehidupan anak mereka akan lebih tinggi atau dengan kata lain orangtua dapat berperan penting dalam membantu anaknya mengatasi hal ini,” kata Shemesh seperti dikutip dari huffingtonpost, Minggu (30/12/2012).

Untuk mengetahui itu, Shemesh pun menyarankan agar para orangtua bertanya kepada anak-anaknya, tapi tidak dengan gaya bahasa yang mengkhawatirkan seperti ‘apakah ada yang mengganggumu di sekolah atau di manapun?’ atau ‘apakah ada yang mengganggumu karena alergi yang kamu miliki?’.

Begitu pula dengan para dokter, baik dokter anak maupun dokter spesialis alergi yang mengetahui adanya gejala alergi makanan yang mungkin muncul pada seorang anak, mereka harus segera menyampaikannya pada orang tua si anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya