SOLOPOS.COM - Rizki si bocah obesitas asal Palembang. (Istimewa/Okezone)

Bocah obesitas asal Palembang koma. Kini Rizki dalam perawatan intesif dari dokter.

Solopos.com, PALEMBANG – Rizki Rahmat Ramadhan, 10, bocah yang mengalami obesitas asal Palembang, Sumatera Selatan menghebohkan ruang aula Instalasi Anak Rumah Sakit Muhammad Husein (RSMH) Palembang, Jumat (22/7/2016) pagi.

Promosi Layanan Keuangan Terbaik, BRI Raih 3 Penghargaan Pertamina Appreciation Night

Anak bungsu dari tujuh bersaudara itu mengalami tidur panjang dan sulit dibangunkan. Para dokter langsung membawa Rizki ke ruang ICU RSMH Palembang. Tangisan keluarga pecah saat anak kelas 6 SD ini dibawa ke ruang ICU. Ibunda Rizki, Lia, 40, mengatakan anaknya mengalami koma.

Ekspedisi Mudik 2024

“Anak saya mengalami koma,” ujar Lia melansir dari Okezone, Sabtu (23/7/2016).

Kasus obesitas yang dialami Rizki ternyata berbeda dari kasus obesitas Arya Permana, 10, bocah obesitas asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Jabar).

Meskipun Arya berbobot lebih berat dari Rizki, ia tidak mengalami Obstructive Sleep Apnoea (OSA) seperti yang dialami Rizki.

Menurut Yulius Anzar, dokter spesialis Anak dan anggota tim Dokter Penanggung Jawab (DPJB) Rizki di Rumah Sakit Muhammad Husein (RSMH) Palembang, tumpukan lemak Arya menonjol keluar, berbeda dengan tumpukan lemak Rizki.

“Beda kasusnya dengan obesitas di Bandung yang tidak ada OSA. Kalau tumpukannya keluar yang tidak apa-apa, tapi Rizki ini tumpukan lemaknya masuk ke dalam dan RSMH Palembang baru pertama kali menangani kasus obesitas seperti ini,” ujar Yulius dilakutip dari Liputan6.com, Jumat (22/7/2016).

OSA sendiri adalah sindrom yang terjadi saat tidur, suplai oksigen berhenti sementara dan seperti tercekik (asfiksia). Rizki sering mengalami OSA ringan sebelum dirawat ke RSMH Palembang.Sindrom ini diakibatkan adanya penumpukan lemak di saluran pernapasan. Ciri-cirinya adalah sering mengorok untuk kondisi tubuh yang gemuk. Selain itu, ada juga benjolan amandel yang semakin mempersempit jalannya pernapasan Rizki. Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan faktor genetik.

Sementara, kondisi jantung anak kelas 6 SD itu belum terganggu oleh tumpukan lemak. Saat ini, bahkan sudah ada pelebaran ruang di daerah jantung.
“Yang jelas kita berharap secepat mungkin pulih. Kalau pasien tidak butuh alat pernapasan lagi, baru bisa dipindahkan dari ruang ICU. Kita belum bisa memastikan kapan pasien sadar, tergantung individunya juga,” kata Yulius.

Ada 24 dokter spesialis yang diturunkan untuk membantu penanganan kasus obesitas Rizki, seperti dokter ahli gizi, jantung, paru-paru, psikiater, dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya