SOLOPOS.COM - TERBARING LEMAH-Rahmad Andrianto, 5, terbaring lemah akibat berbagai penyakit yang dideritanya di rumahnya di Dukuh Karanggayam Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Selasa (5/6/2012).(Espos/Triyono)

TERBARING LEMAH-Rahmad Andrianto, 5, terbaring lemah akibat berbagai penyakit yang dideritanya di rumahnya di Dukuh Karanggayam Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Selasa (5/6/2012).(Espos/Triyono)

TERBARING LEMAH-Rahmad Andrianto, 5, terbaring lemah akibat berbagai penyakit yang dideritanya di rumahnya di Dukuh Karanggayam Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Selasa (5/6/2012).(Espos/Triyono)

Rahmad Andriyato, 5, meringkuk di atas kasur tanpa sprei di tempat tidurnya. Sesekali anak laki-laki pasangan suami-istri Tugimin, 40, dan Jarwati, 30, warga RT 002/RW 007 Dukuh Karanggayam, Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, ini terdengar merintih kesakitan. Pipi dan perutnya terlihat membesar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di sisi pembaringan, kedua orangtuanya setia menunggui. Dipeluk, dielus, dan diusap-usap, Jarwati berusaha menenangkan anak semata wayangnya yang baru beranjak besar ini di dalam dekapannya.Sayang hal itu tidak serta-merta mampu menghilangkan rasa sakit yang diderita bocah tersebut.

Tugimin tidak menyebutkan secara jelas penyakit yang diderita anaknya. Namun hasil pemeriksaan disebutkan Rahmad mengalami kerusakan ginjal kanan, paru-paru berair, dan pada hatinya terdapat benjolan. Praktis dia tak bisa lagi sekolah. Hari-harinya pun lebih banyak dihabiskan di pembaringan.

“Awalnya cuma sakit pada bahu kanan. Tapi selang satu hari, separuh badan di bagian kanan terasa sakit saat tersentuh dan sejak saat itu tidak ke mana-mana lagi,” ungkap Tugimin didampingi Jarwati menuturkan derita Rahmad kepada Solopos.com di rumahnya di Dukuh Karanggayam, Selasa (5/6/2012).

Di tengah kondisi demikian, keluarga miskin ini mengaku hanya pasrah. Jangankan untuk berobat anaknya, sekadar untuk makan penghasilan Tugimin yang bekerja serabutan dan mencari kayu bakar ini belum tentu terjamin. Anehnya, Rahmad tak terdaftar sebagai peserta jamkesmas dan jamkesda.

Jarwati, meski terlihat tabah, juga mengaku tidak tahu harus mengadu kepada siapa tentang kondisi anaknya. “Selama ini saya sering merantau berjualan jamu untuk mencari tambahan penghasilan. Tapi setelah anak kami sakit, tidak mungkin saya tinggal, ini kami pun bingung bagaimana,” keluhnya.

Seperti diceritakan Tugimin, setelah sempat dirawat inap, Rahmad dirujuk ke RS Dr Sutomo Surabaya atau RS dr Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Namun menurutnya, tanpa adanya bantuan pihak lain, dengan kondisi saat ini hal itu mustahil dilakukan. ”Biayanya dari mana kami dapatkan?” lirih Tugimin.

Kepala Dusun (Kadus) III Dukuh Karanggayam, Desa Kedungsono, Suradi, mengungkapkan kondisi Rahmad menjadi keprihatinan bagi warga. Terlebih melihat kemampuan ekonomi keluarganya yang termasuk warga miskin. Namun menurut dia warga juga berupaya membantu semaksimal mungkin.

“Rahmad sebenarnya sudah diajukan jamkesmas, tapi tidak terkaver. Padahal kedua orangtuanya menjadi peserta jamkesmas,” ujar Kepala Dusun (Kadus) III Karanggayam, Suradi, yang ikut kebingungan mencari bantuan pengobatan untuk warga tidak mampu di dukuhnya tersebut.

Suradi mengaku baru akan melaporkan perihal penyakit yang diderita Rahmad ke Puskesmas Bulu. Dia berharap nantinya ada perhatian pemerintah terkait kemungkinan bantuan pengobatan untuk yang bersangkutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya