SOLOPOS.COM - Fahri Munif dipangkuan ibunya Retno Ambarwati di kantor Solopeduli seusai menjalani terapi di RSO Prof Dr R Soeharso, Kamis (17/10/2013). (JIBI/Solopos/Is Ariyanto)

Fahri Munif dipangkuan ibunya Retno Ambarwati di kantor Solopeduli seusai menjalani terapi di RSO Prof Dr R Soeharso, Kamis (17/10/2013). (JIBI/Solopos/Is Ariyanto)

Fahri Munif dipangkuan ibunya Retno Ambarwati di kantor Solopeduli seusai menjalani terapi di RSO Prof Dr R Soeharso, Kamis (17/10/2013). (JIBI/Solopos/Is Ariyanto)

Solopos.com, SOLO – Sepintas, tidak ada yang berbeda saat melihat kondisi fisik Fahri Munif Asshabri, bocah berusia tiga tahun sembilan bulan ini. Keceriaan saat melihat benda-benda di sekelilingnya, akan diraihnya. Terlebih benda itu menjadi hal terbaru baginya. Namun, siapa sangka, dari keceriaan bocah itu, ternyata ada beberapa hal yang membuat Fahri harus ditopang oleh orang terdekatnya untuk beraktivitas. Ya, bocah yang seharusnya sudah bisa berjalan dan bermain dengan sebayanya itu harus menjalani terapi menguatkan kaki untuk bisa berjalan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi Fahri ini sempat mencuat di jejaring sosial Facebook, saat ibundanya Retno Ambarwati, 29, menggendong Fahri di tengah-tengah beraktivitas mengajar di sebuah sekolah dasar di Grobogan. Beragam komentar dan simpati pun mengalir. Tak terkecuali Solopeduli. Lembaga sosial di Kota Solo ini pun tergerak untuk membantu Fahri untuk memperoleh kesempatan berobat dan menyalurkan bantuan bagi Fahri.

Ditemui Solopos.com, Kamis (17/10/2013) di kantor Solopeduli Griya Solopos, Retno Ambarwati menceritakan kondisi anak pertamanya tersebut, hingga mencuat foto dirinya saat menggendong Fahri di tengah-tengah mengajar.

Menurut Retno, peristiwa itu terjadi medio akhir September lalu. Saat itu, dirinya yang berprofesi sebagai guru honorer di SDN 3 Tunggak Grobogan harus membawa Fahri ke tempat kerja.

“Biasanya Fahri itu diasuh neneknya saat saya bekerja. Tetapi saat itu nenek sakit dan Fahri tidak ada yang mengurus, Fahri saya ajak ke sekolah. Daripada tidak ada yang mengasuh. Kondisi Fahri juga harus perlu mendapat perhatian lebih. Fahri itu saya bawa ke sekolah lebih dari sepekan,” ujar Retno.

Dijelaskan Retno, saat itu ia juga tidak mengetahui jika Fahri digendong dan ikut beraktivitas mengajar itu, fotonya tersebar luas di Facebook. Pasalnya, kegiatan itu juga tidak istimewa.

“Ternyata ada perhatian lebih dari seseorang dan mendapat simpati luar biasa dari masyarakat di jejaring sosial,” tambah dia.

Retno mengaku ia bersyukur ada beberapa orang yang simpati terkait dengan kondisi Fahri. Diceritakannya, Fahri mengalami lumpuh layu itu diketahuinya saat anaknya itu menginjak usia setahun.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya