SOLOPOS.COM - Seorang anak berdiri di punggung sapi milik peternak di Desa Bengking, Kecamatan Jatinom, Minggu (20/3/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Arya, 5, seorang bocah yang duduk di bangku TK asal Desa Bengking, Kecamatan Jatinom ini telah piawai menunggangi sapi. Hewan sapi yang ditunggangi Arya tentunya sudah jinak sehingga memudahkan untuk dikendalikan saat berjalan.

Meski ukuran sapi yang ditunggungi jauh lebih besar dari Arya, bocah 5 tahun ini masih tetap bisa mengendalikan hewan tunggangannya tersebut. Sensai menunggang sapi dengan berkeliling di Desa Bengking telah menjadi salah satu pengembangan agroeduwisata di desa setempat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya enggak takut. Soalnya sudah sering naik sapi keliling kampung. Sapinya juga enggak galak,” kata Arya, saat ditemui Solopos.com, di Desa Bengking, Kecamatan Jatinom, Minggu (20/3/2022).

Baca Juga: Bengking Klaten Garap Eduwisata, Ada Tunggang Sapi dan Petik Kelengkeng

Ekspedisi Mudik 2024

Kegiatan menunggang sapi atau gerobak sapi di Desa Bengking menjadi bagian mengolaborasi potensi pertanian dan pariwisata didukung potensi UMKM. Wisata gerobak sapi menjadi daya tarik dalam pengembangan agroeduwisata di Desa Bengking.

Selain bisa belajar pertanian terutama budi daya hortikultura dan kelengkeng, pengunjung bisa menikmati suasana perkampungan yang hijau dengan aneka pepohonan dengan menumpang gerobak sapi.

“Keliling perkampungan di wilayah Bengking ini jaraknya hampir 1 km. Pemandangannya selain suasana perkampungan, ada pertanian dan perkebunan,” kata Yanto alias Mas Petruk.

Baca Juga: Asyiknya Keliling Desa Pasung, dari Naik Jip hingga Petik Buah Sendiri

Tarif menunggangi sapi senilai Rp50.000 per orang. Sedangkan tarif gerobak sapi ukuran besar senilai Rp250.0000. Gerobak besar bisa ditumpangi 10-12 orang dewasa atau 15-20 anak-anak.

Sedangkan tarif gerobak kecil senilai Rp20.000. Gerobak ukuran kecil bisa ditumpangi 5-7 orang dewasa. Durasi menunggangi sapi kurang lebih 30 menit.

Bagi pengunjung yang belum familier dengan sapi, tak perlu takut menunggangi hewan tersebut. Sapi-sapi peranakan ongole (PO) di desa tersebut sudah terlatih. Para pemilik sapi yang tergabung dalam Pasukan Nunggang Sapi (PNS) secara rutin melatih sapi-sapi itu agar jinak hingga mudah diajak keliling kampung.

Baca Juga: Agrowisata Desa Pasung Klaten Punya Koleksi 1.000 Lebih Tanaman Buah

Agroeduwisata di Bengking, Jatinom diinisiasi petani muda asal Dukuh Karangkendal, desa setempat, Muhammad Wiji Supriyono, 36. Yang bersangkutan menggandeng Kelompok Tani Sarana Makmur. Agroeduwisata itu ditawarkan dalam paket kunjungan. Harganya terjangkau hanya kisaran belasan ribu rupiah per orang. Paket itu termasuk oleh-oleh untuk dibawa pulang.

Paket kunjungan meliputi budi daya pertanian seperti sayuran, cabai, kelengkeng, dan hortikultura lainnya yang dikembangkan secara semi organik. Selain itu ada edukasi terkait budi daya lanceng yang terkenal dengan kualitas madunya. Pada paket ini juga ada kunjungan ke UMKM produksi tortila yang mengolah hasil pertanian berupa jagung.

“Peserta mendapatkan oleh-oleh,” kata Supri.

Baca Juga: 5 Agrowisata di Soloraya ini Menarik Dikunjungi

Ada pula wisata petik buah kelengkeng. Pengunjung bisa terlebih dahulu reservasi untuk menikmati wisata petik buah. Beberapa tahun terakhir petani Bengking menanam lebih dari 1.000 pohon kelengkeng.

Ada rekayasa teknologi yang dilakukan agar kelengkeng bisa dipanen tanpa mengenal musim. Pengunjung bisa memetik sendiri kelengkeng dari kebun yang siap panen.

“Untuk sementara waktu, konfirmasi sebelumnya untuk memastikan stok yang siap dipetik. Konfirmasi bisa dilakukan lewat Facebook atau IG [@putramerapitani],” kata Supri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya