SOLOPOS.COM - Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo (kanan) memberikan penghargaan kepada sejumlah pengasuh pondok pesantren di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Penghargaan itu dianugerahkan karena pesantren-pesantren yang mereka pimpin dianggap sukses dalam mengembangkan perekonomian komunitas. Pemberian penghargaan itu dianugerahkan pada peringatan ke-80 Hari Lahir Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (4/1/2013) malam.(JIBI/Solopos/Antara/M. Risyal Hidayat)

Solopos.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menggaet Gerakan Pemuda Ansor untuk membidik komunitas pesantren dalam membantu finansial inclusion di Indonesia.

GP Ansor sebagai organisasi pemuda di bawah naungan Nahdatul Ulama dinilai memiliki kemampuan dan motivasi untuk terus membantu komunitas di sekitar pesantren dalam mengembangkan perekonomiannya, dari masyarakat pra sejahtera menjadi sejahtera. Salah satunya adalah dengan melakukan pengujian terhadap pondok-pondok pesantren yang memiliki catatan sukses dalam mengembangkan perekonomian komunitasnya dalam dua dekade terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tribuana Tunggadewi, Sekretaris Perusahaan BNI, mengatakan melalui proses penjurian yang ketat, GP Ansor menetapkan 3 pondok pesantren yang terbaik dalam mengembangkan usaha berbasis komunitasnya. Ketiga pesantren itu adalah Pondok Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, BMT/ Koperasi Simpan Pinjam Pondok Pesantren Sidogiri Syariah, Pasuruan, Jawa Timur, dan Usaha dagang pupuk organik, obat-obat herbal, dan air minum Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur.

“Ketiganya diputuskan sebagai penerima penghargaan Nahnu Ansorulloh dari GP Ansor,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Jakarta, Minggu (5/1/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Untuk itu, BNI tertarik turut memperkuat usaha yang telah dirintis ketiga pesantren tersebut. Sehingga, sebagai langkah awal, Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo dan Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid bersepakat menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) di sela-sela Harlah ke-80 GP Ansor di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (4/1/2014). Hadir pada kesempatan tersebut Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurutnya, “BNI ingin memperkenalkan jasa-jasa keuangan kepada komunitas pesantren, yang kali ini diawali melalui MoU dengan GP Ansor. “Bukan hanya produk perbankan, kami juga akan memperkenalkan produk-produk keuangan lain, seperti asuransi, sehingga upaya pengembangan financial inclusion semakin menguat,” katanya.

Dengan adanya MoU tersebut, pada tahap awal, atau sekitar kuartal I/2014, BNI akan berupaya mengenal lebih dalam kegiatan usaha yang telah dilakukan oleh ketiga pondok pesantren pemenang award Nahnu Ansorulloh itu dan kemudian memperkenalkan program Kampoeng BNI sebagai salah satu sarana penguatan ekonomi masyarakat.

Kemudian, pada kuartal II/2014, BNI akan mengupayakan agar penguatan ekonomi berbasis komunitas pesantren ini menjadi proyek percontohan yang dapat direplikasi ke pesantren-pesantren lainnya. Ketiga pondok pesantren itu lolos pengujian dewan juri yang terdiri atas empat orang pakar di bidangnya, yaitu Guru Besar Ilmu Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Prof M. Maksum Mahfoedz, Ketua Program Ilmu Ekonomi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) Nunung Nuryartono, Wartawan Tempo Wahyu Muryadi, dan Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya Malang Prof Erani Yustika.

Sementara itu, pembiayaan yang disiapkan oleh BNI diberikan secara bertahap. Bagi wirausahawan muda atau pemula dan tidak memiliki akses pasar disediakan bantuan pembiayaan usaha melalui Pembiayaan Mitra Binaan yang didanai dari Program Corporate Community Responsibility (CCR). Jika mereka naik kelas karena usahanya semakin maju, BNI menyediakan BNI Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diselaraskan dengan program pemerintah. Lalu untuk mitra yang lulus dari KUR telah disiapkan pembiayaan pada jenjang yang lebih tinggi atau komersial, yaitu BNI Wira Usaha (BWU).

Penguatan dukungan BNI terhadap penciptaan pelaku usaha baru itu ditandai dengan meningkatnya penyaluran kredit kemitraan kepada pelaku usaha yang menjadi mitra binaan. Sejak 2006 hingga akhir 2013, BNI telah menyalurkan kredit kemitraan sebesar Rp300 miliar lebih kepada sekitar 25.000 mitra binaan.

Pada 2014, BNI memperkirakan, dengan target penyaluran sebesar Rp110 miliar tahun ini, terdapat tambahan jumlah wirausahaan baru yang tercipta sebanyak 10.000 enterpreneur. Tidak hanya bantuan berupa pinjaman lunak yang diberikan, mitra binaan juga mendapat pelatihan dari BNI untuk mempertajam jiwa kewirausahaannya. BNI juga berusaha untuk terus menangkap setiap potensi ekonomi yang berasal dari masyarakat bawah untuk dibantu melalui program Kampoeng BNI.

Saat ini BNI telah memiliki 27 Kampoeng BNI yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total pembiayaan usaha sebesar Rp31,49 miliar dengan 1.654 mitra yang dibiayai.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya