SOLOPOS.COM - Banjir yang menggenang di kawasan Pasar Johar Semarang pada Sabtu (30/12/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab banjir yang hampir merata di seluruh wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), sejak Sabtu (31/12/2022).

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, banjir yang melanda Kota Semarang pada akhir pekan lalu lebih disebabkan perubahan iklim global yang memicu intenstias hujan dengan lebat. Dwikorita mengungkapkan hujan yang melanda Semarang sejak Jumat-Sabtu membuat debit air di Kota Semarang naik. Apalagi, curah hujan itu disebut mencapai 150 milimeter (mm) yang secara kalkulasi merupakan gabungan dari hujan selama beberapa hari di Kota Semarang.

Promosi BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Tingkatkan Layanan Finansial bagi PMI di Korsel

“Berbahayanya itu hujan [turun] enggak adil tiap hari satu-satu. Tapi, karena dampak perubahan iklim global, yang harusnya turun [hujan] satu bulan, turun dalam sehari,” jelas Dwikorita saat memaparkan strategi penanggulangan banjir di Kota Semarang dan Jateng bersama BNPB di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Senin (2/1/2023).

Hujan satu bulan namun turun dalam waktu sehari itu, terang Dwikorita, menjadi penyebab cuaca eksteam dan banjir yang melanda wilayah Jateng, tak terkecuali Kota Semarang. Pihaknya pun kini berupaya mengendalikan curah hujan dengan pengoperasian pesawat Cassa yang didukung kesiapan tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi potensi hujan lebat di Jateng.

“Petugas dari tim TMC masih mengusahakan sebelum masuk ke Laut Jawa agar awannya mau dipaksa turun. Kami memang tidak bisa memaksa, tapi semoga yang terjadi hujannya tidak lebat,” paparnya.

Selain kondisi hujan lebat, angin kencang juga menambah cuaca makin ekstream dan sulit dikendalikan. Apalagi, angin kencang saat ini disebut mencapai 36 not atau bisa mencapai 60 kilometer per jam.

“Ini membuat adanya bencana lain selain banjir. Seperti pohon tumbang, rumah roboh, tanah longsor. Ini juga harus diwaspadai,” sambung Dwikorita yang memaparkan penyebab banjir di Kota Semarang dan sekitarnya.

Waspada

Dwikorita meminta masyarakat di 35 kabupaten/kota di Jateng harus tetap waspada hingga sepekan kedepan. Hal itu dikarenakan prakiraan cuaca ekstrem masih terjadi hingga 10 Januari 2022.

“Meski itensitasnya sedang sampai lebat, tapi sedang sudah cukup bisa membuat genangan. Sampai tanggal 3 nanti lebat. Terus tanggal 4 istirahat [tenang], tanggal 5-8 [Januari] sedang [intensitas] sampai lebat. Sedangkan tanggal 9-10 [intensitas] ringan,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengungkapkan BMKG telah melakukan rekayasa cuaca sebanyak tujuh kali pada Minggu (1/1/2023). Cuaca ekstrem yang sebelumnya sempat diprediksi terjadi hingga Rabu (3/1/2023), hari ini tampak lebih baik.

“Maka kenapa kemarin saya komunikasi langsung dengan BMKG agar ada rekayasa, jadi agar tidak di hilirnya, tapi di hulunya juga, yaitu hujan. Itu dibuat diturunkan semuanya ke laut, nah itu dilakukan tujuh kali, jadi itu tindakannya. Kalau itu semua selesai ya insyaallah akan lebih terkendali. Butuh biaya mahal, butuh waktu, butu kesabaran, dan butuh penjelasan masyarakat,” ujar Ganjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya