SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir yang mengganggu aktivitas warga. (JIBI/Solopos/Antara/Aji Styawan)

Solopos.com, JAKARTA -- Seluruh provinsi di Pulau Jawa berstatus siaga banjir, kecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau pihak terkait di lapangan siap.

Terkait peringatan siaga banjir di Pulau Jawa itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan saat ini tengah terjadi puncak cuaca ekstrem, perkumpulan dari beberapa peristiwa alam, seperti Lanina dan angin Monsoon.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sebagaimana yang telah diprediksi BMKG, kami sebar luaskan peringatan dini potensi hujan lebat dan angin kencang di beberapa provinsi, termasuk Jawa Barat di antaranya Karawang, DKI Jakarta, Depok, Bekasi, kemudian ke arah Selatan, ke arah Bogor ada awan yang berpotensi menurunkan hujan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang,” ujar seperti dikutip dari unggahan BMKG, Senin (8/2/2021).

Baca juga: Mal Boleh Buka hingga Pukul 21.00 WIB Saat PPKM Mikro 9-22 Februari 2021

Ekspedisi Mudik 2024

Dwikorita menambahkan peringatan siaga banjir dikeluarkan, karena cuaca ekstrem dan durasinya tidak sebentar.

“Jadi, siaga banjir di situ dari data BNPB [Badan Nasional Penanggulangan Bencana], daerah tersebut rawan banjir, tapi mengikuti pemicunya, daerah itu rawan kalau hujan, kalau tidak hujan ya tidak banjir. Daerah itu siaga, karena pemicunya hujan kami prediksi bisa mencapai 100 mm, ini yang memicu bisa benar-benar terjadi banjir,” kata Dwikorita.

Menyiapkan Evakuasi Warga

Lebih lanjut, dia menyampaikan peringatan siaga banjir juga disampaikan agar pihak terkait di lapangan siap. Misalnya, ungkap Dwikorita, pemerintah daerah sudah menyiapkan evakuasi warga, pompa, tempat, dan jalur pengungsiannya.

“Maksudnya agar disiapkan sewaktu-waktu hujan turun sudah siap menyelamatkan warga,” katanya.

Baca juga: Gletser di Pegunungan Himalaya Longsor Picu Banjir, 130 Orang Diperkirakan Tewas

Menurut Dwikorita, banjir yang sedang terjadi seperti di Karawang dan Semarang memiliki pemicu serupa yakni cuaca ekstrem, hujan dengan intensitas lebih dari 150 mm dalam 24 jam.

“Di Semarang, selain kondisi lahan di Semarang yang merupakan dataran rendah, dan endapannya aluvial, serta pengembangan lahan di wilayah Semarang juga menjadi faktor pengontrol,” jelasnya.

Sementara itu, BMKG juga memantau pola hujan di Pulau Jawa umumnya berdurasi panjang, tapi intensitasnya fluktuatif, bisa naik menjadi hujan lebat dan turun ke sedang, dan berlangsung dalam waktu yang lama.

Baca juga: 3 Kawasan di Jatim Ini Jadi Prioritas PPKM Mikro 9-22 Februari 2021

Salah satu penyebab intensitas hujan yang tinggi selain Lanina, kata Dwikorita, ada pula kontribusi dari puncak Angin Monsoon, dan sirkulasi tekanan udara di Utara Australia.

“Secara total kami memprediksi 40-80 persen kenaikan curah hujan bulanan dibandingkan dengan bulan-bulan berikutnya. BMKG hanya memprediksi rawan cuaca ektrem hampir merata di seluruh Indonesia,” jelas Dwikorita Karnawati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya