SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, CILACAP &mdash; </strong>Gelombang di laut selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta masih berbahaya bagi pelayaran. Masyarakat yang hendak liburan akhir pekan dengan mengunjungi pantai diimbau tidak mandi atau berenang di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas.</p><p>Demikian peringatan yang dilansir Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, Teguh Wardoyo, Kamis (16/8/2018). "Dari pantauan kami, tren tinggi gelombang di laut selatan Jateng-DIY dalam satu pekan ke depan diprakirakan masih berkisar 2,5 m-4 m sehingga masih berbahaya bagi pelayaran," katanya.</p><p>Ia mengatakan tinggi gelombang 2,5 m-4 m itu terjadi akibat adanya pola tekanan tinggi di Samudra Hindia barat daya Australia yang memicu terjadinya peningkatan kecepatan angin timur mencapai 38 km/jam di Samudra Hindia barat Mentawai hingga selatan Jawa.</p><p>Selain itu, peningkatan kecepatan angin timuran yang mencapai 48 km/jam di Samudra Hindia barat daya Banten mengakibatkan terjadinya peningkatan tinggi gelombang di wilayah perairan barat Sumatra, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat, dan Laut Arafuru.</p><p>"Oleh karena itu, kami masih memberlakukan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jateng. Dalam hal ini, tinggi gelombang 2,5 m-4 m berpeluang terjadi di perairan selatan Cilacap hingga Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Cilacap hingga Yogyakarta," katanya.</p><p>Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau masyarakat yang hendak liburan akhir pekan dengan mengunjungi pantai tidak mandi atau berenang di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas. Tinggi gelombang 2,5 m-4 m, pesannya, sangat berbahaya dan dapat terjadi sewaktu-waktu.</p><p>Selain itu, kata dia, semua pihak yang melakukan aktivitas di laut diimbau untuk memperhatikan risiko angin kencang dan gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil perlu mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 m.</p><p>"Jika memungkinkan, nelayan diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu karena tinggi gelombang lebih dari 1,25 m sangat berbahaya bagi kapal berukuran kecil," katanya.</p><p>Selain itu, kata dia, operator tongkang agar mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m, kapal feri mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m, serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo diimbau mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 m.</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em><em><strong></strong></em></p>

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya