SOLOPOS.COM - ilustrasi gempa (Antara)

Solopos.com, TUBAN — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban, Jawa Timur mencatat terjadi 193 kali gempa susulan di laut Kabupaten Tuban sampai Sabtu (23/3/2024) malam.

“Sekarang ini, gempa susulan ke-193 kali yang tercatat sampai 20.28 WIB,” kata Kepala BMKG Tuban, Zem Irianto Padama di Tuban, Jawa Timur, Sabtu malam (23/3/2024).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Zem menjelaskan gempa terakhir yang tercatat berkekuatan magnitudo 3,5 berlokasi 141 kilometer timur laut Tuban, Jawa Timur dengan kedalaman 10 kilometer.

Sementara itu Bupati Tuban, Aditya Halidra Faridzky, mengimbau masyarakat agar tetap tenang, namun waspada menghadapi gempa. Dia juga meminta warga menghindari tinggal di bangunan retak untuk meminimalisasi korban jika terjadi gempa susulan.

“Serta dimohon menghindari bangunan-bangunan yang retak, bangunan yang tidak layak agar tak ditempati lebih dulu. Karena dimungkinkan masih akan ada gempa susulan,” katanya sebagaimana dikabarkan Antara.

Selain itu, dia memastikan berita-berita tentang jalan rusak berat, rumah tingkat roboh, sampai gelombang laut naik ke daratan, dipastikan hoaks dan tidak benar.

“Dan alhamdulillah, masyarakat Tuban masih tetap aman dan tidak ada yang diungsikan dan lain sebagainya,” katanya.

Sebelumnya, gempa bumi beruntun yang terjadi di Tuban, Jawa Timur, pada Jumat (22/3/2024) siang, dilaporkan tidak menimbulkan korban jiwa.

Hal itu disampaikan pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait gempa bumi beruntun yang berpusat di lepas pantai Tuban.

“Sampai saat siaran ini disampaikan, tidak ada korban jiwa pasca-kejadian itu,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, seperti disiarkan Antara.

Namun, Abdul menjelaskan, berdasarkan laporan dari personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dan Jawa Tengah, gempa telah merusak bangunan rumah warga dan fasilitas umum di daerahnya.
Kerusakan seperti dinding retak dan kaca jendela pecah antara lain terjadi pada masjid dan rumah sakit di Kepulauan Bawean, Kabupaten Gresik.

Gempa juga merusak bagian dapur pada salah satu rumah warga dan merobohkan satu bangunan balai desa di Desa Tuban, Kota Tuban. Selain itu pasien rumah sakit di Tuban juga sempat dievakuasi keluar dari gedung.
“Hingga saat ini tim terus memonitor di lapangan dan melakukan pendataan dampak gempa untuk mempersiapkan penanganan lebih lanjut,” ujarnya.

Sebelumnya Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG mencatat sebanyak delapan gempa susulan terjadi secara berturut sejak gempa besar pertama pada siang ini mulai sejak pukul 11.22 WIB–13.31 WIB.

Gempa pertama yang berpusat di laut pada jarak 132 kilometer timur laut Kota Tuban itu berkekuatan 6 magnitudo, di koordinat 5,74 Lintang Selatan (LS) dan 112,32 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 10 kilometer. Selanjutnya disusul sebanyak delapan kali aktivitas gempa bumi yang terbesar bermagnitudo 5,3 hingga terkecil 3,2 magnitudo.

Lokasi pusat gempa susulan terpantau oleh BMKG berpusat di 152 kilometer timur laut Rembang, Jawa Tengah, 153 kilometer barat laut Lamongan, Jawa Timur, 175 kilometer barat laut Surabaya, Jawa Timur, dan 612 kilometer timur laut Jakarta.

Dampak getaran berskala intensitas III-IV (MMI) dirasakan oleh masyarakat di Jawa Tengah (Bawean, Jepara, Kudus, Semarang, Blora Pekalongan). Selanjutnya, Jawa Timur (Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Hasil analisa BMKG menyebutkan rentetan gempa bumi tektonik tersebut berjenis gempa dangkal yang terjadi diakibatkan oleh adanya aktivitas sesar aktif di laut Jawa. Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami sehingga warga masyarakat masih aman beraktivitas di pantai ataupun laut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya