SOLOPOS.COM - Bledug Kuwu di Grobogan. (Youtube.com)

Solopos.com, PURWODADI — Objek wisata Bledug Kuwu di Grobogan, Jawa Tengah, banyak menyimpan kisah dan legenda yang menarik untuk diulas.

Hal ini dikarenakan di sini terdapat fenomena alam menarik berupa letupan-letupan lumpur mengandung garam. Lumpur yang disertai asap putih itu membumbung tinggi hingga 3 meter. Bahkan, di saat tertentu ketinggian lumpur bisa mencapai 10 meter disertai letupan keras.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Dikutip dari situs resmi DPAD DI. Yogyakarta, secara etimologi, Bledug Kuwu berasal dari bahasa Jawa yang berarti ledakan atau meledak dan kuwu yang memiliki makna lari/kabur alias berhamburan.

Baca Juga:  Lokasi Vaksin Booster di Solo, Lengkap dengan Cara Daftar dan Syaratnya

Menurut sejara, asal usul nama Bledug Kuwu di Grobogan ini berasal dari sebuah kawah lumpur yang berlokasi di Desa Kuwu. Kawah tersebut secara berkala melepaskan lumpur mineral dalam bentuk letupan besar. Oleh penduduk sekitar, lumpur ini dimanfaatkan mineralnya untuk pembuatan konsentrat gara, yang disebut bleng dan dipakai dalam pembuatan kerupuk karak.

Dari cerita yang beredar Bledug Kuwu juga disebut-sebut terhubung dengan Laut Selatan Jawa. Seperti yang diungkapkan oleh pegiat wisata Grobogan satu ini.

Baca Juga:  Profil Desa Wadas Purworejo, yang Menyimpan Harta Karun Batu Andesit

“Air yang keluar bersama letupan lumpur terasa asin. Konon karena Bledug Kuwu masih terhubung dengan Laut Selatan,” terang dia, dilansir Semarangpos.com.

Apakah benar Bledug Kuwu di Grobogan terhubung dengan Laut Selatan Jawa?

Baca Juga:  Pendopo Pura Mangkunegaran Solo Terbesar di Indonesia, Segini Ukurannya

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang meneliti tentang pendapat tersebut. Akan tetapi, dari legenda asal usul Bledug Kuwu ternyata berkaitan dengan Laut Selatan Jawa. Lalu, bagaimana kisah sejarahnya?

Sejarah Bledug Kuwu Grobogan

Mengutip situs resmi Kabupaten Grobogan, pada zaman dahulu wilayah yang ibu kota kabupatennnya berada di Purwodadi ini termasuk dalam area Kerajaan Medang Kamolan yang dipimpin oleh Raja Dewata Cengkar.

Baca Juga:  Ramai Netizen Setuju Soal Daerah Istimewa Surakarta, Tapi Ada Syaratnya

Dewata Cengkar memiliki hobi makan daging manusia sehingga membuat masyarakat takut. Hingga datangkalh Ajisaka, seorang penggembara yang prihatin dengan perilaku Dewata Cengkar. Dia pun menantang sang raja berduel yang berakhir dengan kekalahan Dewata Cengkar. Menurut cerita yang beredar, Dewata Cengkar tenggelam di Laut Selatan Jawa dan berubah wujud menjadi buaya putih.

Sejarah, legenda, asal usul Bledug Kuwu terus berlanjut hingga akhirnya Ajisaka menjadi raja di Medang Kamolan. Saat itu, datanglah seorang naga yang bernama Jaka Linglung mengaku sebagai anak dari Ajisaka.

Baca Juga:  Tak Hanya Pendopo Terbesar, Pura Mangkunegaran Punya Perpus Tertua

Awalnya Ajisaka menolak kehadiran Jaka Linglung, tetapi dia mempunyai siasat untuk memanfaatkan naga tersebut. Dia meminta Jaka Linglung untuk pergi ke Laut Selatan Jawa dan mengalahkan buaya putih, jelmaan dari Dewata Cengkar.

Hal tersebut disanggupi oleh Jaka Linglung. Dia melewati bawah tanah untuk menuju Laut Selatan Jawa dan dia berhasil mengalahkan Dewata Cengkar.

Baca Juga:  Bukan Rp200 Juta, Kamu Bisa Dapat Daihatsu Rocky dengan Harga Rp90.000

Sebagai bukti berhasil membunuh buaya putih, dia membawa rumput grinting wulung dan air laut yang terasa asin untuk diberikan kepada Ajisaka. Di tengah perjalanannya, beberapa kali Jaka Linglung mencoba muncul di permukaan. Pertama, dia muncul di Desa Ngembak yang kini menjadi Purwodadi, kemudian Jono dan berakhir di Kuwu. Di sinilah, asal usul, sejarah, legenda Bledug Kuwu terjadi.

Di Desa Kuwu, Jaka Linglung melepas lelah. Lubang-lubang itu dipercaya sebagai jalan keluar Jaka Linglung dan kemudian mengeluarkan letupan lumpur.

Baca Juga:  Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan, Lewat SMS dan Online

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya