SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash; </strong>Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS-PTIS) menegaskan tidak boleh ada politik praktis di kampus, termasuk di kalangan kampus Islam swasta.</p><p>"Jangan sampai ada keberpihakan. Walaupun hati ada keberpihakan, secara institusi, lembaga, tetap netral," kata ketua umum BKS-PTIS yang juga Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Prof. Masrurah Mokhtar di sela-sela <em>Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BKS PTIS</em> di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (20/9/2018).</p><p>Masrurah menegaskan imbauan tersebut penting disampaikannya seiring penyelenggaraan pesta rakyat, yakni Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019. "Kampus sebagai perguruan tinggi wajib menjaga keutuhan bangsa dan negara. Makanya, jangan turut serta dalam perpolitikan praktis. Apa jadinya kalau sampai ada keberpihakan politik di kampus?" katanya.</p><p>Politik praktis yang terjadi di kampus, kata dia, bisa membuat civitas akademika saling berseteru dan berkonflik yang imbasnya juga terhadap mahasiswa yang akan ikut-ikutan berseteru. Apabila memang ada kalangan kampus mau berpolitik praktis, Masrurah mempersilakan sepanjang tidak dilakukan dan dibawa di dalam kampus, termasuk yang diterapkannya di UMI Makassar.</p><p>"Apa jadinya kalau masing-masing di PTIS memberikan dukungan, saling mengunggulkan, bisa berkelahi mahasiswa kami. Makanya, mahasiswa ini harus dijaga. Kampus harus netral," katanya.</p><p>Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir juga menyampaikan penegasannya bahwa perguruan tinggi tidak boleh dimanfaatkan untuk berpolitik praktis, baik negeri maupun swasta. "Kampus tidak boleh untuk bermain politik praktis. Kampus dilarang berpolitik praktis. Kalau orang ingin berpolitik praktis, ke luar dari kampus. Silakan di luar," kata Guru Besar Universitas Diponegoro Semarang itu.</p><p>Baik perguruan tinggi negeri maupun swasta, lanjut Nasir, sama-sama tidak boleh menjadi ajang untuk berpolitik praktis karena kampus untuk pengembangan akademik yang lebih berkualitas.</p><p><a href="http://semarang.solopos.com/"><strong><em>KLIK</em></strong></a><strong><em> dan </em></strong><a href="https://www.facebook.com/SemarangPos"><strong><em>LIKE</em></strong></a><strong><em> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</em></strong></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya