SOLOPOS.COM - Tik Talk episode Bisnis Tanaman Hias yang digelar Kementerian Pertanian (Kementan), Jumat (12/3/2021). (Istimewa-Kementan)

Solopos.com, JAKARTA -- Owner The Jungle Green House, Jesslyn Lim mengatakan bahwa bisnis tanaman hias merupakan bisnis strategis yang menguntungkan. Bisnis ini mudah dilakukan dan bisa menggunakan lahan sempit, seperti halaman dan pekarangan rumah.

Jesslyn menyampaikan ini saat Tik Talk episode Bisnis Tanaman Hias yang digelar Kementerian Pertanian (Kementan). Melalui Biro Humas dan Informasi Publik di House Of Tani Gedung Pusat Informasi Agribisnis (PIA), Jumat (12/3/2021). Acara ini dimeriahkan pameran bunga krisan oleh para pebisnis muda pertanian nasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Sebelum menjejaki bisnis tanaman hias yang sekarang ini. Dulu saya memulainya dari pot seluas 4 meter. Kemudian saya tekuni dan bertambah menjadi 100 pot. Entah kenapa setiap hari terus bertambah dan sekarang jadi full. Seiring berjalannya waktu. saya posting lalu temen-temen tertarik. Dan akhirnya saya jualan," kata pecinta tanaman hias, Jesslyn.

Baca jugaKeren! Pemprov Jabar Dukung Program Petani Milenial Kementan

Ekspedisi Mudik 2024

Jesslyn mengatakan investasi pada bisnis tanaman hias adalah investasi yang sangat tepat. Mengingat penggemar produk hortikultura ini tersebar di seluruh antero dunia. Tidak akan rugi apabila bisnis ini dilakukan secara baik dan benar.

"Apalagi sekarang ini lagi musim tanaman varigata yang sedang naik naiknya. Istilahnya, tanaman ini adalah tanaman corak berduit. Bahkan harganya bisa sampai puluhan juta. Karena itu saya sudah tidak beli barang-barang branded karena semuanya saya investasikan ke tanaman hias," katanya.

Tak Pernah Surut

Ketua Kelompok Tani Mandiri Cianjur, Jana Rojana mengatakan, bisnis tanaman hias tidak akan pernah surut selama di dunia ini masih di huni makhluk hidup. Bisnis ini bahkan bisa berkembang lebih besar seiring kehadiran varietas cantik dan memiliki nilai jual yang sangat mahal.

"Selama pandemi ini untuk bunga potong memang mengalami penurunan. Tapi saya bilang, bisnis bunga itu selama ada manusia hidup maka akan tetap hidup. Karena itu saya menikmati dan mencintai menjadi penjual dan perawat tanaman hias," katanya.

Baca jugaPandemi Picu Kampung di Salatiga Jadi Sentra Tanaman Hias

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Ekonomi IPB, Profesor Muhammad Firdaus mendorong agar pebisnis muda tanaman hias Indonesia terus meningkatkan kualitas jual. Sehingga mampu berbicara banyak dalam pusaran ekspor global. Ia yakin, semua varietas nasional tidak kalah menarik dari bunga-bunga yang ada di Eropa.

"Kalau kita lihat data, memang belum pernah muncul sebagai eksportir tapi juga bukan importer. Bisnis tanaman hias selama ini masih dikuasi oleh Belanda. Seharusnya kita juga bisa karena tanaman nasional tak kalah bagusnya dengan global," tutupnya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa saat ini Kementan memiliki fasilitas balai peneliti tanaman hias di Cianjur. Fasilitas ini bisa diakses oleh semua kalangan. Termasuk para pengusaha muda untuk menambah pengetahuan dan kemampuan.

"Bahkan kita punya program inkubasi Yess sebagai program pemerintah dalam memfasilitasi generasi muda untuk jadi entrepreneur. Silahkan di akses secara baik dan maksimal," tutupnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya