SOLOPOS.COM - Petugas memasang selang ke dalam septic tank yang akan disedot menggunakan mesin vakum di truk pengangkut tinja di Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, beberapa waktu lalu. (Istimewa/Alan Markus Limpangau)

Solopos.com, WONOGIRI -- Bisnis limbah tinja atau lazim disebut sedot WC belum banyak dilirik orang di Wonogiri. Di wilayah ini baru ada sekitar tiga pelaku usaha bisnis tersebut.

Di sisi lain, Wonogiri juga belum memiliki lokasi khusus untuk pembuangan limbah tinja yang disedot oleh pelaku bisnis sedot WC. Lalu ke mana limbah ini dibuang?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain ke Sukoharjo, limbah ini ternyata dibuang ke tegalan atau sawah. Limbah tinja ini tak berbau dan dipercaya bisa membuat tanah subur. Benarkah?

Salah satu pemilik usaha sedot WC, Alan Markus Limpangau, 33, mengaku baru setahun ini membuka bisnisnya di Wonogiri. Ada satu truk tangki dengan sistem vakum yang beredar saban hari menyedot limbah tinja di septic tank warga, hotel, hingga perkantoran.

ABG Wonogiri Diperkosa 6 Orang, Ini Curhatan Ibunya

“Di Wonogiri ada beberapa setahu saya. Tapi, mereka pakai pompa diesel dan ditampung ke dalam tanki portabel. Jadi hasilnya enggak maksimal,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di Wonogiri, belum lama ini.

Saat disedot pakai vakum berkekuatan tinggi, semua jenis limbah terhisap. Kotoran, sandal jepit, pembalut, hingga lumpur dalam septic tank terisap. Limbah itu ditampung dalam tangki yang didesain khusus menampung tinja berkapasitas 4.000 liter.

Untuk septic tank berkapasitas 1 meter kubik, hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk menyedotnya. “Beda dengan pompa diesel, kena puntung rokok saja bisa macet,” beber pria yang mengaku sudah menjalani usaha sedot WC sejak 1980-an di Cilacap itu.

Tak hanya sedot tinja untuk septic tank yang penuh, Alan juga kerap menangani kasus WC pampat karena kemasukan pembalut atau benda-benda lainnya. Untuk sedot pembalut, paling membutuhkan waktu lima menit. Namun biasanya, pemilik rumah langsung sekaligus menyedot isi septic tank hingga kosong.

Isu Gadis Wonogiri Korban Perkosaan Tawarkan Diri, Diduga Cuma Alibi Pelaku

Tarif untuk sedot WC ini beragam menyesuaikan lokasi dan kapasitas. Jika di dalam kota Wonogiri, ia mematok harga Rp250.000 per meter kubik. Harga itu lebih murah ketimbang memakai diesel yang mencapai Rp350.000.

Namun, jika di luar kota Wonogiri, ia biasanya mematok dengan sistem borongan. “Saya pernah ke Jatipurno, Pracimantoro, dan lainnya,” kata pria bertubuh ceking itu.

Saat musim kemarau, permintaan jasa sedot WC ini berkurang menjadi satu hari maksimal tiga order atau dalam sepekan ada 3-5 pesanan. Jumlah itu bisa meningkat saat musim hujan. “Ada pelanggan rumah tangga yang sering disedot karena kapasitas tampungannya kecil.”

Limbah itu, lanjut Alan, ia buang ke Sukoharjo yang memiliki tempat pembuangan khusus limbah tinja. Di Wonogiri fasilitas itu belum tersedia. Namun, tak semua limbah dibuang ke sana.

Petani Madiun Temukan Ratusan Koin Kuno Saat Mencangkul

Sebagian limbah tinja itu dibuang ke tegalan atau sawah. Pemilik tanah mengklaim limbah itu menyuburkan tanaman.

“Limbah itu suka diminta Simbah untuk dibuang ke sawah atau tegalan. Oleh simbah limbah diolah jadi kompos. Menanam cabai dan tomat atau bayam pun mudah karena kerap tumbuh di timbunan itu,” ujar pria asal Semin Wetan, Pokoh Kidul, Wonogiri, itu.

Tak jarang, limbah itu pun diminta pemiliknya agar dibuang ke kebun jati atau sengon milik mereka. Hal itu lantaran limbah itu tak berbau sebagaimana dalam imajinasi banyak orang. Limbah itu lazimnya seperti berbau lumpur biasa. “Yang pasti limbah ini bikin subur tanah,” tutur Alan.

Ditolak Petani, Sirkuit Motor di Temanggung Batal

Salah satu warga yang pernah memakai jasa sedot WC adalah Dwi Sudarsono, warga Wonogiri. Septic tank di rumahnya penuh sehingga perlu disedot. Ia pernah bertanya kepada petugas sedot WC ke mana limbah tinja itu dibuang.

Jawabannya membuat dia heran, yakni ke tegalan. “Saya disuruh membaui limbah dari septic tank saya sendiri. Awalnya enggak mau, tapi ternyata memang enggak bau. Baunya seperti bau lumpur. Kalau ada tegalan, saya mau minta dibuang di tegalan saya. Tapi saya enggak punya,” kata dia saat ditemui di Wonogiri beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya