SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, SLEMAN-Pelaku bisnis prostitusi melalui dunia maya memanfaatkan situs jejaring sosial,facebook sebagai alat pemasaran. Di DIY terdapat ratusan grup facebook tertutup yang menyediakan layanan tersebut.

Kepala Unit Vice Control (VC), Sub Direktorat III, Kompol Zulham Effendi Lubis mengatakan pengungkapan kali pertama kasus dalam sejarah Polda DIY itu diawali dengan mempelajari grup prostitusi online melalui situs jejaring sosial facebook.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk wilayah DIY ada ratusan grup, namanya bermacam dengan menyebut Jogja biasanya,” terang dia saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (19/5/2014) siang.

Ekspedisi Mudik 2024

Timnya mulai masuk ke dalam grup sembari melakukan penyelidikan satu persatu. Dari ratusan grup prostitusi di facebook serta ratusan ribu pemosting pihaknya menemukan lima tersangka dalam kasus prostitusi online. Mereka adalah orang-orang yang rajin melakukan transaksi. Kelimanya berdiri sendiri dengan grup yang berbeda-beda. Bahkan mereka bersaing antar grup untuk mendapatkan pelanggan.

“Hasilnya tidak mudah karena banyak pemilik akun grup yang tidak selalu membuka pertemanan, dia akan mempelajari FB-nya lama atau baru, kemudian ciri orang dan sebagainya baru dikonfirm,” imbuhnya.

Para pemosting, lanjut dia, biasanya menawarkan wanita dengan diberikan ciri-ciri sekaligus harga di dalam dinding grup seks tersebut. Untuk memposting ke dalam grup pun tidak semua orang bisa melakukan. Karena pemilik grup melalui adminnya melakukan filter terkait kevalidan data yang diposting dengan melihat rekam jejak pemosting di dunia seks online.

Komunikasi antara pemilik akun yang memostingkan gambar wanita dengan anggota grup peminat seks dilakukan melalui ponsel dan kotak surat facebook.

Setelah terjadi kesepakatan harga, peminat dapat memberikan uang DP untuk bertemu sekaligus menentukan lokasi hotel. Sesampai di hotel, peminat seks diminta memotret nomor kamarnya untuk kembali diposting ke dalam grup sebagai bentuk penegasan.

“Mereka sangat rapi dan ahli dalam menyembunyikan. Kalau sudah memakai, pemakainya itu diminta memostingnya lagi tentang komentarnya di grup, kalau tidak, dia terancam dikeluarkan dari grup itu. Pemakainya DIY-Jateng,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya