SOLOPOS.COM - ilustrasi

Harianjogja.com, JOGJA-Galang, bukan nama sebenarnya, bercerita prostitusi online semakin terbatas sejak  Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir berbagai akun jejaring facebook yang diduga berbau pornografi. Dapat dipastikan grup prostitusi online umum tidak ada dan berubah menjadi grup privat.

Pemilik akun personal, kata dia, bertindak sebagai admin yang melakukan kontrol terhadap anggota-anggotanya (teman facebook), sehingga bisa dipastikan anggota akun tertutup tersebut saling kenal. Berbeda dengan sebelum adanya penyisiran akun berisi pornografi yang dilakukan Kemenkominfo, anggota grup prostitusi online lebih terbuka dan dimungkinkan tidak saling kenal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Galang mengaku dapat masuk ke salah satu grup facebook prostitusi karena direkomendasikan oleh temannya. Jika tidak memiliki teman yang sudah lebih dulu bergabung, kemungkinan besar ia akan sulit menembus grup.

Selain dikenali admin, salah satu yang menjadi persyaratan seseorang bergabung dengan kelompok tersebut adalah jam terbang. Jam terbang berarti pengalaman seseorang dalam menggeluti dunia prostitusi, baik sebagai pengguna maupun pekerja seks. Semakin minim jam terbang, makin kecil kemungkinan seseorang bergabung.

“Admin tidak mau ambil risiko dengan menerima anak kemarin sore, daripada nanti dia berkoar di luar,” tukasnya.

Anggota grup tersebut tidak hanya laki-laki, melainkan juga para perempuan dari berbagai rentang usia yang bertujuan ingin menawarkan diri. Semisal ada yang berminat mencari “teman”, member dapat memposting pesan dan meminta respons dalam bentuk privat message, melalui inbox facebook.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya