SOLOPOS.COM - Penjaga stan berada di dekat miniatur sebuah rumah pada pameran Real Estate Indonesia (REI), di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (22/9/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Bisnis properti kelas menengah ke atas di Kota Semarang diakui pengembang terganggu melemahnya daya beli masyarakat.

Semarangpos.com, SEMARANG — Para pengembang perumahan—khususnya di Jawa Tengah—mengakui lemahnya daya beli masyarakat berpengaruh terhadap bisnis properti, khususnya untuk segmen menengah ke atas. “Bisa dilihat dari hasil penjualan properti pada Property Expo yang anjlok,” kata Marketing Manager Graha Candi Golf Semarang Wibowo Tedjosukmono di Kota Semarang, Senin (25/9/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wibowo yang juga panitia Property Expo di Kota Semarang itu menyebutkan hasil pameran properti di Mal Paragon itu hanya membukukan penjualan 29 unit properti dari target yang diharapkan 70 unit rumah. Diakuinya, pameran ketujuh Real Estate Indonesia (REI) Jateng ini memang menyasar kalangan masyarakat menengah ke atas dengan menghadirkan properti perumahan dengan rentang harga mulai Rp500 juta hingga Rp1 miliar.

“Dibanding pergelaran kami yang keenam dan kelima memang turun. Pada pameran kami di Java Mal bisa terjual 64 unit rumah, kemudian berikutnya di Mal Citraland terjual 56 unit rumah,” katanya.

Berbeda dengan pergelaran pameran kali ini, kata dia, dua gelaran Property Expo sebelumnya tidak hanya menyasar kalangan menengah atas, melainkan kombinasi menengah bawah dan atas. Artinya, kata dia, daya beli masyarakat menengah ke atas memang sedang tidak stabil, sementara untuk perumahan rakyat dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tidak terpengaruh.

Meski demikian, Wibowo mengaku belum bisa memastikan penyebab rendahnya daya beli masyarakat menengah ke atas terhadap properti, sebab semua indikator pendukung juga tidak mengalami perubahan. “Kalau tahun lalu lebih tinggi, tahun ini yang agak turun. Khusus [pameran] yang ketujuh tahun ini yang paling rendah. Padahal, tidak ada even yang memengaruhi, kebijakan pemerintah juga tidak masalah,” katanya.

Bahkan, kata dia, suku bunga sekarang ini cenderung turun dan stabil di angka 6,75%, sementara biasanya suku bunga berada di kisaran 8,5% dengan fixed rate atau rentang suku bunga tetap hingga tiga tahun.

Pergelaran Property Expo berlangsung 13-24 September 2017 diikuti 12 pengembang perumahan, seperti Citra Sun Garden, Graha Padma, Kini Jaya Indah, serta pengembang apartemen, yakni Candiland Apartment. “Semuanya merata rendah penjualannya. Bahkan, ada yang tidak terjual. Dari 29 unit yang terjual, sekitar 11%-12%-nya apartemen. Ya, ini jadi evaluasi kami untuk pergelaran [pameran] selanjutnya,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya