SOLOPOS.COM - Toko Bangunan Oentoeng di Jl. Godean Km. 4 Sleman menjual beragam jenis triplek, Senin (18/9/2016).(Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Bisnis properti Jogja untuk bahan triplek mengalam kenaikan harga.

Harianjogja.com, JOGJA — Harga triplek mengalami kenaikan mulai 5-10% sejak tiga pekan lalu. Penyebabnya, pasokan dari pabrik pembuat kayu lapis berkurang. Kondisi ini membuat konsumen menunda pembelian triplek.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemilik Toko Bangunan Oentoeng di Jl. Godean Km. 4 Sleman, Henry Gunawan mengatakan, ada beberapa pengecer dan konsumen langsung yang sampai menunda pembelian triplek. Kalaupun ada yang tetap membeli, mereka memilih mengurangi porsi pembeliannya.

“Yang biasanya beli 20 sekarang cuma beli 10 saja. Ekstremnya ya yang sampai menunda [pembelian triplek] itu,” katanya pada Harianjogja.com, Senin (18/9/2016).

Di tokonya, 25 jenis triplek yang disediakan mengalami kenaikan harga. Seperti triplek ukuran 3 milimeter (mm) saat ini mencapai Rp43.000 per lembar. Sementara triplek ukuran 8 mm yang biasa digunakan untuk cor sudah mencapai Rp93.000 dari sebelumnya hanya Rp88.000 per lembar.

Pekan kemarin, lanjut Henry, komoditas triplek 8 mm mengalami kekosongan pasokan. Hal ini semakin membuat harga di pasaran tidak terkendali. Triplek-triplek tersebut ia datangkan sari Wonosobo, Temanggung, dan kota-kota lain di Jawa Tengah yang memiliki kualitas kayu lapis yang bagus.

Henry mengatakan, kenaikan harga yang cukup tinggi ini selalu terjadi setiap tahun dan selalu dimulai pada September. Kondisi ini akan terjadi sampai akhir tahun. Kebanyakan konsumen di tokonya membeli bahan bangunan untuk dijual kembali.

Menurutnya, kenaikan harga triplek tidak serta merta menurunkan omzet yang diperoleh. Hanya saja, kondisi ini membuat toko bangunan harus bekerja keras dalam memasarkan. “Ibaratnya kalau kemarin jual ke 200 toko dan tiap toko belinya 10 biji, sekarang jual ke 250 toko dengan jumlah penjualan yang sama. Artinya kita kerjanya dua tiga kali lipat lebih keras,” ungkapnya.

Selain triplek, besi beton juga mengalami kenaikan. Dibandingkan bulan Agustus, harga besi beton saat ini naik 7-8%. “Biasanya memang mendekati akhiran tahun memang naik,” ungkanya.

Sementara itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat bahwa harga kayu lapis pada Agustus 2016 dibandingkan bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 5,59%. Begitu juga dengan besi beton turun 1,44%. Penurunan keduanya pun memberikan andil untuk deflasi di DIY pada Agustus 2016. Deflasi DIY sebesar 0,04%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya