SOLOPOS.COM - Seorang pekerja konstruksi tengah melewati deretan beberapa proyek rumah di Karanganyar, beberapa waktu lalu. (Adib Muttaqin Asfar/JIBI/Solopos/ilustrasi)

Bisnis properti untuk pembelian rumah murah belum sepenuhnya mudah.

Solopos.com, SOLO—Real Estat Indonesia (REI) Soloraya menggandeng pemerintah daerah (pemda) dan asosiasi notaris untuk menurunkan bea perolehan hak atas tanah atau bangunan (BPHTB) dan biaya balik nama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua REI Soloraya, Anthony Abadi Hendro P., mengatakan uang muka perumahan sudah murah dengan adanya aturan pemerintah uang muka satu persen. Meski begitu, konsumen rumah murah tetap harus menyiapkan minimal Rp6 juta-Rp7 juta untuk BPHTB dan baliknama sertifikat. Dia berpendapat, nilai tersebut masih memberatkan masyarakat bawah sehingga realisasi penjualan rumah murah belum maksimal.

Ekspedisi Mudik 2024

“Pada kenyataannya biaya proses di awal pembelian rumah, belum benar-benar murah karena ada biaya yang masih mahal. REI berharap biaya bisa lebih murah. Kami berencana akan mengkoordinasikan dengan pemda di Soloraya dan asosiasi notaris. Kami akan mengusulkan untuk adanya pembedaan biaya antara rumah murah dengan komersil,” ujarnya kepada solopos.com, Minggu (27/3/2016).

Dia mengungkapkan sejak tahun lalu pemerintah telah mewacanakan memberikan diskon 25% pengurusan BPHTB rumah subsidi dari Rp2 juta menjadi Rp1,5 juta. Namun dia menilai hal itu masih mahal sehingga diturunkan menjadi Rp1 juta.

Oleh karena itu, Tony mengatakan REI terus berupaya mencari solusi dengan menggandeng pemda dan notaris. Menurut dia, biaya balik nama sertifikat juga tidak perlu mahal karena bisa tertutup dari banyaknya jumlah pembelian rumah murah.

“Selama ini proses diperbankan sudah bisa lebih murah sehingga kami berharap yang lain juga bisa berlaku sama supaya realisasi penjualan rumah murah lebih banyak,” kata dia.

Dia mengungkapkan saat ini pembangunan rumah murah terus dilakukan di berbagai daerah, kecuali Solo karena harga tanah yang tidak memungkinkan. Namun diakuinya agak sulit mencari lokasi untuk rumah murah karena harga tanah yang terus melonjak. Apabila ada harga tanah yang masih terjangkau, biasanya lokasinya kurang strategis dan kurang diminati konsumen.

Lebih lanjut, dia menyampaikan untuk mendongkrak penjualan dan pengenalan lokasi rumah murah dengan mengadakan pameran di Solo Grand Mall (SGM) mulai Senin (28/3/2016). Tony mengatakan pameran ini diikuti sekitar 30 peserta.

Perumahan yang ditawarkan berasal dari berbagai wilayah di Soloraya, kecuali Sragen. Selama pameran ditargetkan terjual 500 unit rumah.

“Kami menargetkan mampu membangun 3.500 unit-4.000 unit rumah murah di Soloraya tahun ini. Hal ini untuk mendukung program pemerintah membangun 700.000 rumah murah dan 300.000 rumah komersil,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya