SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan perumahan (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Bisnis properti DIY, Sleman tetap jadi area favorit.

Harianjogja.com, SLEMAN — Meski pertumbuhan sektor properti di Kabupaten Sleman terbilang paling pesat, pengembang masih tetap menaruh hati untuk mengembangkan propertinya di kawasan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk saat ini Kabupaten Sleman masih berpotensi dan banyak diminati karena didukung dengan ketersediaan sarana publik seperti kampus, pusat perbelanjaan atau perekonomian yang sangat lengkap dengan tingkat akses yang lebih dekat dan mudah,” tutur Direktur PT Arofa Utama Ichwan, pengembang perumahan dan ruko, Senin (26/9/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Sleman juga memiliki kelebihan dibandingkan kabupaten lainnya. Dari sisi kondisi geografis penduduk, Sleman lebih heterogen sehingga mendukung kehadiran pendatang. Dari sisi kondisi air tanah lebih bagus dari wilayah lain dan minim potensi banjir. Sementara dari aspek ekonomi, tingkat kenaikan nilai investasi tanah sangat cepat.

Meski sudah penuh dengan perumahan dan apartemen, minat investor maupun pendatang yang ingin memiliki hunian di Sleman tetap tinggi, terutama di kawasan Sleman tengah seperti kawasan Jalan Kaliurang, Condongcatur Depok, dan daerah Jl. Palagan Tentara Pelajar. Menurut Ichwan, harga tanah yang tinggi tetap tidak mengurungkan niat pengembang untuk bermain properti di Sleman. Pasalnya, mereka dapat mengalihkan produk yang bernilai investasi tinggi dengan pasar menengah ke atas, seperti apartemen.

PT Tunggal Putra Bahagia Sejahtera (TPBS) juga telah memproduksi delapan perumahan di Sleman, salah satunya Villa Bougenville di utara kampus Universitas Respati Yogyakarta di Maguwoharjo. Menurut Manager Proyek PT TPBS, Hendry, semua perumahan berlokasi di Sleman karena kabupaten ini masih memenuhi standar lahan properti.

“Lebih mudah milih lokasi, lokasi yang akses jalannya mudah, di bibir Ring Road,” katanya.

Sedikit berbeda dari kedua perusahaan itu, Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Andi Nur Wijayanto justru melihat dari lima kabupaten/kota di DIY, ada tiga wilayah yang masih berpotensi menjadi ladang properti. Ketiganya ialah Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul.

“Sleman masih, hanya saja harga lahannya yang cukup tinggi sehingga beberapa kawan pengembang mengalihkan alternatif pengembangannya keluar Sleman,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya