SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Technical Support Manager PT SGCPI, Kriswido Prasetya (kedua kanan) bersama Managing Director PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia, Hantarman Budiono (kanan) didampingi Marketing Director PT SGCPI, Won Siew Yee (kedua kiri) menjelaskan kekuatan pasangan produk gypsum "Gyproc" kepada perwakilan distributor di Yogyakarta Gyproc Vaganza 2016 di Royal Ambarrukmo Hotel, Sleman, DI. Yogyakarta, Jumat (23/09/2016). Gyproc mempersembahkan deretan produk untuk plafon dan dinding dengan kelebihan tahan api, tahan lembab, tahan benturan dan memiliki nilai kedap suara yang lebih baik serta kecepatan pengerjaan.

Bisnis properti DIY mendapat alternatif bahan bangunan berkualitas

Harianjogja.com, JOGJA — PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia (SGCPI) anak perusahaan Saint-Gobain melihat DIY dan Jawa Tengah sebagai pasar yang potensial. Oleh karena itu, DIY dan Jawa Tengah menjadi titik awal penetrasi pasar di Indonesia untuk pemasaran material bahan bangunan gypsum Gyproc. Kehadiran SGCPI juga untuk memberikan solusi kepada masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

(Baca Juga : BISNIS PROPERTI DIY : Penjualan Bahan Bangunan Turun 25%)

Ekspedisi Mudik 2024

Managing Director SGCPI Hantarman Budiono mengatakan, di Indonesia perlu dilakukan gerakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama penduduka yang tidak lulus sekolah menengah atas. Ada sekitar 65 juta penduduk di Indonesia yang tidak lulus SMA dan mereka juga perlu kesempatan untuk mengembangkan diri.

“Kita lihat yang terjadi di Prancis di mana ada aktivitas membentuk klub aplikator dan memberikan edukasi kepada orang-orang yang mungkin dulu sudah lulus sekolah tetapi tidak tahu mau jadi apa,” kata dia kepada Harianjogja.com, ketika berkunjung di Griya Harian Jogja, Jl AM Sangaji, Jogja, Jumat (23/9).

Mereka kemudian memiliki keahlian dan memiliki sertifikat sehingga mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Hal itu menjadi bentuk transformasi yang dilakukan. Keberhasilan ini sudah ditularkan ke berbagai negara.

“Kalau inisiatif ini coba dijalankan di Indonesia, maka akan jadi gerakan bersama-sama untuk memberikan solusi kepada 65 juta orang tersebut. Gyproc sangat sadar akan kualitas hidup dalam habitat sehingga kami mengajari mereka untuk hidup lebih sehat juga,” ungkap dia.

Ia mengungkapkan, SGPCI tidak semata-mata mencari keuntungan ketika masuk ke pasar tetapi juga untuk berkolaborasi dengan masyarakat. Melalui, Gyproc, SGPCI ingin mengembangkan pasar gypsum di Indonesia karena penggunaan gypsum di Indonesia masih sangat kecil yakni 0,4 meter persegi per kapita. Indonesia merupakan negara tropis dan saat ini semakin terasa panas. “Produk Gyproc ini bisa membantu membuat rumah kita lebih nyaman dan hemat energi. Dan kami tidak ingin produk ini hanya dinikmati orang-orang kaya saja tetapi bisa dinikmati semua orang,” ujar dia.

Gypsum banyak digunakan untuk plafon dan partisi dinding khususnya pada bangunan apartemen, perkantoran, hotel, bahkan rumah sakit. Gypsum sangat mudah diaplikasikan, cepat, dan efisien. Penggunaan gypsum sebagai pengganti dinding konvensional merupakan solusi tepat dalam menjawab kebutuhan hunian karena produk ini memiliki sifat yang mudah diaplikasikan, cepat dalam pengerjaan, memiliki daya tahan lama, serta ramah lingkungan.

Penggunaan papan gypsum Gyprog sebagai plafon dan dinding partisi (drywall) dapat menghemat waktu hingga 20%. Hadirnya Gyproc di Indonesia, selain untuk memberikan solusi juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Edukasi yang ingin disampaikan yakni efektivitas papan gypsum yang juga merupakan green product.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya