SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SOLO—Sekitar 35% atau 40 dari 117 hotel non bintang di Solo dinilai membutuhkan bimbingan dan pembinaan untuk meningkatkan layanan dan okupansi. Oleh karena itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo menyediakan layanan konsultasi dan pembinaan bagi hotel non bintang.

Kepala Bidang Hotel Non Bintang PHRI Solo, Suryo Sulistyo, mengatakan pihaknya memiliki program kerja berupa pendampingan kepada hotel non bintang untuk meningkatkan okupansi. Dia menyampaikan sekitar 65% manajemen hotel non bintang di Solo sudah lebih baik dan hanya butuh pengarahan. Hal ini karena manajemen pengelolaan dipegang oleh generasi muda yang mengerti secara perawatan dan penyajian layanan sudah lebih baik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua PHRI Solo, Abdullah Suwarno, mengatakan konsultasi dan pendampingan dari PHRI tersebut tidak dipungut biaya. Layanan tersebut diberikan untuk bisa meningkatkan layanan dan perbaikan manajemen di hotel non bintang.

“Kelemahan hotel non bintang terletak di manajemen, sumber daya manusia (SDM), layanan kepada tamu dan kebersihan,” ungkap Suryo kepada wartawan saat ditemui di sela pertemuan rutin PHRI Solo, di Hotel Riyadi Palace, Rabu (29/1/2014).

Menurut dia, pihaknya telah melakukan pendampingan dan memberikan arahan kepada Hotel Wiryomantoro. Suryo mengklaim, saat ini okupansi hotel tersebut sudah meningkat. Suryo menjelaskan pendampingan tersebut bisa diberikan setelah ada pengajuan dari hotel yang bersangkutan. Meski begitu, diakuinya ada batasan pendampingan hotel non bintang setiap semesternya, yakni dua sampai tiga hotel.

Menurut dia, pihaknya tidak bisa melakukan pendampingan kepada banyak hotel non bintang sekaligus karena kesibukan yang dimiliki tim Pembina, yang merupakan pengelola hotel bintang, hotel non bintang dan akademisi. Oleh karena itu, pada semester ini, Suryo mengaku akan melakukan pendampingan kepada Hotel Wisnu dan Hotel Sapta.

Mengenai pasar hotel non bintang, Suryo mengaku saat ini pasar hotel tersebut masih sangat bagus. Bahkan okupansi masih bisa mencapai 65%. Apalagi segmentasi hotel non bintang biasanya sudah jelas. Dia mencontohkan untuk bakul, sales, dan masyarakat dari daerah tertentu biasanya sudah memiliki langganan tempat menginap, seperti Hotel Trio yang biasanya digunakan sebagai tempat menginap orang dari Jatim.

“Pasarnya [hotel non bintang] masih bagus asal segmentasi atau sasarannya sudah jelas,” kata Suryo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya