SOLOPOS.COM - ilustrasi Airbus 330 Air Transat (flickr.com)

Bisnis penerbangan mulai mencari terobosan dengan pengembangan pesawat ramah lingkungan yang coba dilakukan Airbus dengan Siemens.

Solopos.com, JAKARTA — Airbus Group dan Siemens telah menandatanganni nota kesepahaman untuk mengembangkan pesawat ramah lingkungan dengan menggunakan sistem propulsi elektris hibrida sebagai pengganti bahan bakar fosil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

CEO Airbus Group Tom Enders mengatakan penerbangan menggunakan tenaga elektris dan hibrida elektris merupakan salah satu tantangan industri terbesar dalam mencapai dunia penerbangan yang bebas emisi.

“Beberapa tahun terakhir ini, kemajuan yang telah kami capai bersama mitra industri dan pemerintahan cukup mengejutkan antara lain seperti pesawat E-Fan yang seluruhnya ditenagai listrik mampu menyeberangi Selat Inggris,” katanya dalam siaran pers, Selasa (19/4/2016).

Enders meyakini pesawat dengan kapasitas dibawah 100 penumpang bisa terbang melalui tenaga dari sistem propulsi hibrida. Oleh karena itu, kami menggandeng mitra bisnis seperti Siemens untuk mencari peluang itu.

CEO dan Presiden Siemens Joe Kaeser menilai proyek tersebut akan dilaksanakan oleh unit usaha Siemens, yakni Innovation AG. Menurutnya, unit usaha akan mengembangkan peluang bisnis yang berorientasikan masa depan.

“Dengan memasuki ranah teknologi propulsi pesawat terbang yang inovatif, kita membuka babak baru dalam E-Mobility. Kolaborasi dengan Airbus Group akan menciptakan perspektif baru dan jalan lebih lebar ke inovasi yang mengguncang dunia,” tuturnya.

Sistem propulsi hibrida-elektris diyakini mampu mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, dan mengurangi tingkat kebisingan pesawat. Rencananya, Uni Eropa menargetkan pengurangan emisi CO2 sebesar 75% pada 2050 ketimbang tingkat emisi pada 2000.

Dalam proyek tersebut, Airbus Group dan Siemens berencana untuk mengembangkan purwarupa berbagai sistem propulsi yang memiliki daya mulai dari 100 kilowatt hingga lebih dari 10 megawatt.

Alhasil, sistem propulsi yang akan dikembangkan dapat digunakan untuk pesawat dengan kapasitas angkut di bawah 100 penumpang, helikopter, atau pesawat tanpa awak yang terbang jarak dekat sampai jarak menengah.

Sejak 2011, Siemens telah mengembangkan mesin elektris untuk pesawat terbang yang mampu membangkitkan daya lima kali lipat, namun dengan bobot yang persis sama seperti mesin konvensional.

Sementara Airbus Group memiliki pengalaman operasional dengan pesawat bertenaga listrik sejak 2014 dengan E-Fan, yakni pesawat berkapasitas dua penumpang yang terbang hanya menggunakan listrik dan didesain khusus untuk pelatihan pilot.

Airbus Group juga berniat mempercepat program peningkatan kemampuan E-Aircraft System House, sebuah fasilitas riset yang terletak di Jerman untuk pengembangan komponen dan sistem teknologi propulsi hibrida-elektris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya