SOLOPOS.COM - Kepala Subbidang (Kasubid) Kerjasama Perguruan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi RI, Purwanto Subroto saat “Sosialisasi dan Workshop Pemetaan Kerjasama Internasional” yang diselenggarakan Direktorat Pemasaran, Kerjasama dan Alumni Universitas Islam Indonesia (DPKA UII) di Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito UII, Kamis (22/10/2015). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Bisnis pendidikan di Indonesia dilirik sejumlah negara.

Harianjogja.com, SLEMAN – Negara Indonesia merupakan pasar ‘raksasa’ bagi bisnis pendidikan tinggi dunia. Hal ini tampak dari banyaknya Perguruan Tinggi (PT) asing  yang ingin membuka layanan pendidikannya di Indonesia.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Pasar Indonesia diprediksi sangat besar bersama Negara India dan NEgara Tiongkok. Bahkan pada tahun 2030, diprediksi Produk Domestik Bruto (PDB) ketiga negara ini akan melampaui PDB Amerika Serikat dan Eropa.

Hal ini disampaikan Kepala Subbidang (Kasubdit) Kerjasama Perguruan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi RI, Purwanto Subroto saat “Sosialisasi dan Workshop Pemetaan Kerjasama Internasional” yang diselenggarakan Direktorat Pemasaran, Kerjasama dan Alumni Universitas Islam Indonesia (DPKA UII) di Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito UII, Kamis (22/10/2015).

Purwanto mengatakan beberapa hal telah menjadi target Kinerja Ditjen Kelembagaan Dikti. Diantaranya mendorong terciptanya inovasi di PT termasuk di PTS. Selain itu, Ditjen Kelembagaan juga mendukung  setidaknya lima PT di Indonesia agar dapat masuk dalam 500 terbaik dunia.

“Perbaikan layanan perijinan dan penertiban PT dalam rangka melindungi masyarakat juga menjadi target ke depan. Peningkatan mutu Pendidikan Tinggi menjadi prioritas pertama dari Rencana Strategis Dikti,” jelas Purwanto.

Purwanto menuturkan, berbagai upaya telah dilakukan kelembagaannya, seperti melalui perluasan peluang kerjasama PT. Melalui kesertaan dalam pameran PT dan melalui kegiatan Indonesia Higher Education Expo (IHEE) guna menjaring calon mahasiswa asing ke Indonesia.

“IHEE sendiri telah dimulai sejak tahun 2012, dan sudah dilakukan di negara Malaysia, Jordan, Mesir, dan Thailand. Kami ingin terus agar dikenal di mancanegara,” kata Purwanto.

Rektor UII, Harsoyo mendukung program dikti ini. Mereka juga terus melakukan perbaikan terlebih memeperbanyak pengembangan kerja sama dengan PT luar negeri.

“Kami terus lakukan pengembangan dan selalu mendukung program Dikti. Harapannya kami bisa bersaing dengan berbagai macam PT luar negeri yang sudah mengincar Negara Indonesia. Karena memang hal ini tidak bisa dibendung tapi harus dihadapi,” jelas Harsoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya