SOLOPOS.COM - Ilustrasi ponsel (Socialtikmag)

Bisnis online menggunakan ponsel akan semakin marak dan mengubah e-commerce menjadi m-commerce.

Solopos.com, JAKARTA — Pertumbuhan ponsel pintar diprediksi menggeser tren jual beli online e-commerce menjadi m-commerce atau mobile commerce.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini diungkapkan oleh Pengamat e-commerce Institut Teknologi Bandung (ITB), Kun Arief Cahyantaro. Bisnis online semarak karena didukung penetrasi seluler di Indonesia yang melebihi rata-rata dunia dan Asia Tenggara.

“Rata-rata penetrasi seluler di Indonesia mencapai 121% sementara Asia tenggara hanya 119%, Filipina 114%, dan global rata-rata 98%,” ujarnya seperti dikutip dari Liputan6.com, Rabu (10/2/2016).

Ia mengatakan, berdasarkan data yang ada, pada 2015, 60% pengguna Internet di dunia adalah penduduk berusia 12-15 tahun. Dari rentang usia tersebut, pengguna terbesar berada pada usia 25-29 tahun.

Hal itu menjadikan pasar perdagangan online menjadi sangat potensial. Potensi transaksi dari bisnis online di Indonesia diperkirakan mencapai US$20 miliar-US$28 miliar atau Rp271 triliun-Rp379 triliun.

“Penggunaan seluler tak lagi sebatas alat komunikasi, namun dapat dioptimalkan. Bahkan bisnis online melalui perangkat mobile diestimasi mencapai 54,9% di Indonesia. Sisanya menggunakan e-channel lain, seperti komputer, laptop, dan sebagainya, trennya berubah ke mobile,” kata Kun.

Tingginya kecenderungan pengguna Internet dari kaum muda mendorong Indonesia sebagai target pasar potensial. Kun mengatakan, target produk pasar pada kalangan muda ini akan semakin besar hingga 2020 dan terus bertahan di 2035.

Meski memiliki potensi yang begitu besar, ia mengingatkan kepada pengguna Internet untuk memperhatikan keamanan ketika hendak berbelanja secara daring. “Keamanan harus menjadi fokus pelaku jual beli online,” ujarnya.

Blackberry Messenger (BBM) ternyata masih menjadi aplikasi pesan singkat yang terpopuler dan paling diandalkan oleh pelaku bisnis online atau e-commerce perorangan di Indonesia dalam menjalin komunikasi dengan pelanggannya.

Seperti dikutip dari Detik, hasil itu terungkap dari Proliferasi e-Commerce yang dilakukan Kementerian Kominfo di 18 kota melalui survei online dan wawancara dengan 2.312 responden yang terdiri dari pembeli perorangan, pembeli berbadan hukum, penjual perorangan, dan penjual berbadan hukum.

Menurut Direktur e-Business Ditjen Aptika Kemenkominfo, Azhar Hasyim, aplikasi BBM dengan perolehan suara 27%, ternyata masih lebih diandalkan untuk bisnis online dibandingkan aplikasi lainnya seperti  Whatsapp (23%), Line(17%), Path (7%), dan lainnya.

“Meski mayoritas pengguna smartphone menggunakan Android, namun aplikasi chatting yang digunakan untuk e-commerce kebanyakan BBM,” ujarnya di sela Workshop Proliferasi Teknologi dan Infrastruktur e-Business di Menara Peninsula.

Seperti diketahui, bisnis online atau e-commerce diprediksi akan mendongkrak Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 22% pada tahun 2020 dengan asumsi pertumbuhan 50% setiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya