SOLOPOS.COM - ilustrasi transaksi online (Ist)

Bisnis online yang tumbuh pesat membuat pengembangan startup harus terus dilakukan. Ada lima alasan penting dalam pengembangan startup.

Solopos.com, JAKARTA — Pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Asia akan mencapai lebih dari 40% tahun 2020. Sejumlah startup kini berfokus pada pengaturan atau ekspansi ke Asia, Amerika Latin, Afrika dan Timur Tengah.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Hal itu karena di wilayah tersebut pertumbuhan penduduk memperlihatkan potensi pasar yang belum dimanfaatkan cukup besar.

Kemudian, pelanggan Asia akan membangun startup-startup untuk memulai bisnis mereka. Berikut ini lima alasan untuk membangun startup di pasar negara berkembang sebagaimana dihimpun Solopos.com dari Okezone, Sabtu (27/11/2015).

-Dukungan Pemerintah

Banyak pemerintah di pasar negara berkembang sedang meletakkan dasar-dasar untuk terciptanya lingkungan bisnis yang berkembang. Dengan perkiraan 50 juta pengusaha di Indonesia dapat menjadi kesinambungan mengubah bangsa menjadi raksasa teknologi di Asia Tenggara.

Demikian juga di Malaysia, dana US$100 juta atau Rp1,37 triliun diajukan oleh pemerintah untuk menciptakan industri teknologi tinggi masa depan.

-Dividen Populasi

Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia, dengan populasi lebih dari 256 juta orang. Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia, populasinya sebagian besar berusia muda dan keadaan ini memberikan kesempatan perkembangan dengan konsumen seiring siklus hidup produk.

Sebuah populasi yang besar setara dengan lebih banyak konsumsi. Di negara berkembang, populasi besar telah memicu konsumsi yang mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dengan level ekonomi yang bahkan tidak dapat dicapai di Eropa atau negara maju.

-Biaya yang Lebih Rendah

Biaya operasional di negara berkembang jauh lebih kompetitif. Harga untuk sewa kantor jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kota-kota seperti San Francisco atau London. Rata-rata harga sewa kantor di CBD Jakarta adalah US$37 atau Rp509.046 per meter persegi. Bandingkan dengan harga sewa di West End London yang mencapai US$2.194 atau Rp30 juta.

Biaya tenaga kerja juga jauh lebih rendah, di Filipina rata-rata gaji seorang programmer komputer adalah US$4.927 atau Rp60 juta sedangkan di San Francisco mencapai US$69.000 atau Rp949 juta. Melihat biaya staf dan biaya sewa, maka biaya startup akan jauh lebih rendah sehingga dapat mencapai keuntungan lebih cepat.

-Menjadi Pemimpin

Di pasar negara berkembang, bisnis online atau startup memiliki kesempatan menjadi yang pertama, dengan teknologi canggih, sangat mungkin untuk menjalani persaingan dengan mudah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya