SOLOPOS.COM - Muhammad Wiji Supriyono, 36, petani milenial di Dukuh Karang Kendal RT 003/RW 004, Desa Bengking, Kecamatan Jatinom. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN—Muhammad Wiji Supriyono, 36, seorang petani milenial di Dukuh Karang Kendal RT 003/RW 004, Desa Bengking, Kecamatan Jatinom, Klaten, mengembangkan madu klanceng, sejak 2018. Selain memiliki banyak khasiat dan sangat menguntungkan secara ekonomi, budidaya lebah klanceng ditujukan menjaga ekosistem alami.

Sebelum mengembangkan madu klanceng, Muhammad Wiji Supriyono telah mengembangkan madu biasa terlebih dahulu. Memasuki 2018, Muhammad Wiji Supriyono mulai serius mengembangkan madu klanceng. Selain dirinya, madu klanceng di Bengking juga dikembangkan salah seorang tetangganya, Marjono.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Yamaha Gear 125, Si Jago Tanjakan yang Irit BBM

Ketertarikan mengembangkan madu klanceng bermula dari banyaknya khasiat yang diperoleh dari madu jenis tersebut. Madu klanceng diyakini dapat mempercepat penyembuhan sakit demam, batuk, terapi kehamilan, hingga mendukung imun tubuh di tengah pandemi Covid-19.

Keberadaan lebah klanceng juga dinilai dapat melestarikan ekosistem secara alami. Di lihat dari segi bisnis, budidaya maju klanceng diyakini sangat menguntungkan.
Berbekal dari keunggulan tersebut, Muhammad Wiji Supriyono terus mengembangbiakkan lebah klanceng. Lebah klanceng itu hidup berkoloni di dalam kotak yang biasa disebut setup. Dalam 2-3 bulan, satu setup dapat menghasilkan madu klanceng 150 ml-200 ml.

Baca Juga: Anak Gugat Ibu di Boyolali, Sertifikat Tanah Sengketa Dipastikan Sah

“Madu klanceng dari sini dijual secara offline dan online [pemasaran sudah menjangkau berbagai daerah di Tanah Air],” kata Muhammad Wiji Supriyono, saat ditemui wartawan di Desa Bengking, Kecamatan Jatinom, Sabtu (27/11/2021).
Muhammad Wiji Supriyono mengatakan penjualan madu klanceng mencapai puncaknya justru saat muncul pandemi Covid-19. Saat terjadi ledakan kasus Covid-19 di Klaten, pertengahan 2021, penjualan madu klanceng mencapai rekor.
“Saat terjadi puncak virus corona beberapa bulan lalu, penjualan madu klanceng bisa mencapai 50 liter dalam satu bulan. Sebelumnya, penjualan madu klanceng sekitar delapan liter per bulan [harga madu klanceng bervariasi, senilai Rp110.000 (140 ml), Rp235.000 (250 ml), 450 kg (Rp450.000)],” katanya.

Baca Juga: Lomba Menembak Internasional Meriahkan HUT ke-76 Brimob di Boyolali

Muhammad Wiji Supriyono mengatakan budidaya lebah klanceng tetap prospektif di masa mendatang. Selain dapat menjual madunya, pembudidaya lebah klanceng juga dapat menjual kotak atau setup sebagai rumah lebah klanceng.
“Satu setup itu biasanya dijual Rp150.000. Dalam tiga bulan sudah bisa panen sendiri,” katanya.
Hal senada dijelaskan Yuni, selaku istri Muhammad Wiji Supriyono. Sehari-harinya, Yuni juga membantu penjualan madu klanceng yang dikembangkan suaminya. “Yang beli itu ada konsumen, reseller, agen, hingga distributor,” katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya