SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melintas di depan pintu masuk objek wisata Umbul Ponggok, Polanharjo, Klaten, Kamis (23/4/2020). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Pemerintah Desa (Pemdes) Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jateng siap mengucurkan dana senilai Rp600 juta demi memerangi persebaran virus corona (Covid-19).

Di sisi lain, munculnya pandemi Covid-19 telah mematikan sembilan dari 12 usaha yang dimiliki Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Tirta Mandiri Ponggok.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, hanya tiga dari 12 unit usaha yang masih bertahan di Ponggok.

Unit usaha yang masih berjalan di antaranya toko desa dan simpan pinjam, sedangkan unit usaha lainnya mandek sementara. Hal itu termasuk Umbul Ponggok. Padahal, Pemdes Ponggok sangat mengandalkan pariwisita guna meningkatkan pendapatan asli desa (PADesa).

Mulai pertengahan Maret 2020, Umbul Ponggok ditutup sementara. Sejak saat itu pula, puluhan karyawan di BUMDesa Ponggok terpaksa dirumahkan terlebih dahulu.

"Dampak yang kami rasakan sangat berat. Selama ini, kami hidup dari pariwisata. Otomatis semuanya berhenti sementara. Di tengah kondisi yang merugikan bagi kami ini [hingga Rp2,5 miliar], kami tetap peduli dengan kepentingan masyarakat. Selama Covid-19, kami sudah siapkan anggaran Rp600 juta," kata Kepala Desa (Kades) Ponggok, Junaedi Mulyono, saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (23/4/2020).

Junaedi Mulyono mengatakan anggaran ratusan juta rupiah itu difungsikan mencegah persebaran virus corona di Ponggok Klaten. Hal itu mulai penyemprotan disinfektan di 12 RT di enam 6 RW Ponggok hingga pembagian masker, pembagian sembako, dan lainnya.

"Kami telah memberikan bantuan [paket sembako] senilai Rp100.000 bagi semua masyarakat di sini [di Ponggok terdapat 760-an kepala keluarga (KK). Ini untuk mendukung ketahanan pangan di Ponggok di tengah pandemi Covid-19," ujar Junaedi.

Ia menjelaskan pembagian bantuan untuk seluruh masyarakat di Ponggok Klaten selama pandemi virus corona sudah berlangsung sejak 21 April 2020.

"Di Ponggok ini juga terdapat kelompok atau paguyuban yang memiliki dana cadangan. Seperti Pokdarwis, dana RT/RW, dan lainnya. Belum lagi ada yang peduli terhadap sesama. Semua juga digerakkan agar proaktif mencegah persebaran virus corona," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekda) Klaten, Jaka Sawaldi, mengatakan pencegahan persebaran virus corona memang perlu didukung setiap desa atau kelurahan dengan memperhatikan ketahanan pangan. Di tengah pandemi Covid-19, kebutuhan dasar manusia wajib dipenuhi.

"Pandemi Covid-19 ini tak tahu akan sampai kapan. Makanya perlu disiapkan ketahanan pangan di desa. Bentuknya bisa berupa apa saja. Yang terpenting bantuan itu dapat meringankan beban masyarakat. Di tengah situsi seperti ini, pemenuhan pangan sangat penting. Di setiap desa/kelurahan juga perlu terus meningkatkan semangat gotong royong. Ini akan memunculkan kepedulian terhadap sesama [yang mampu membantu yang kurang mampu]," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya