Jakarta–PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, bisnis pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2009 mengalami kerugian hingga Rp6 triliun.
Dirut Pertamina Karen Agustiawan dalam rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (26/4) mengatakan, kerugian terbesar terjadi pada semester pertama 2009 yakni mencapai Rp5,9 triliun.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Pada semester pertama 2009 itu asumsi alpha (biaya distribusi dan marjin pendistribusian BBM bersubsidi) yang dipakai adalah sebesar delapan persen,” katanya.
Sisanya, lanjut dia, terjadi pada semester kedua 2009 yang alphanya ditetapkan sebesar Rp 536 per liter. “Alpha Rp 536 per liter itu tidak diberlakukan retroaktif di awal tahun,” ujarnya.
Karen melanjutkan, dalam APBN Perubahan 2010, pihaknya mengusulkan besaran alpha sebesar Rp656 per liter. Besaran alpha tersebut sudah termasuk marjin sebesar Rp100 per liter.
Besaran alpha tersebut juga dengan asumsi laba bersih Pertamina pada 2010 sebesar Rp25 triliun dan harga minyak Indonesia 77 dolar AS per barel.
ant/rif